KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Holding industri pertambangan, MIND ID kini tengah dihadapkan pada agenda akuisisi saham milik PT Vale Indonesia Tbk (
INCO) dan PT Freeport Indonesia (PTFI). Direktur Eksekutif Pusat Studi Hukum Energi Pertambangan (Pushep) Bisman Bakhtiar menilai, dua agenda ini sulit dilakukan bersamaan ataupun dalam waktu dekat oleh MIND ID menimbang kondisi keuangan perusahaan. Bisman menjelaskan, dari dua agenda ini, proses divestasi Vale jauh lebih mungkin dilaksanakan terlebih dahulu. Selain perkembangan diskusi yang mulai mengerucut, kesiapan keuangan MIND ID dinilai masih memungkinkan.
"Untuk divestasi Vale keuangan MIND ID saya kira mampu. Seperti yang mereka klaim katanya tersedia dana mandiri," ungkap Bisman kepada Kontan, Rabu (15/11). Asal tahu saja, sebelumnya MIND ID menyebutkan dana yang disiapkan untuk mengakuisisi 14% saham Vale Indonesia sebesar Rp 7 triliun. Dana ini bersumber dari dividen PTFI dan dividen anak usaha lainnya seperti PT Bukit Asam Tbk (
PTBA) dan PT Timah Tbk (
TINS).
Baca Juga: MIND ID Akan Bayar 14% Saham INCO dengan Harga Premium Bisman melanjutkan, MIND ID juga memiliki kesempatan untuk menambah opsi pendanaan dari pihak ketiga. "Sedangkan untuk divestasi Freeport relatif berat bagi MIND ID," jelas Bisman. Asal tahu saja, Presiden Joko Widodo telah melakukan pertemuan dengan Chairman Freeport McMoran Richard Adkerson di Amerika Serikat pada Senin (13/11). Dalam pertemuan itu, Presiden Jokowi menyambut baik pembahasan mengenai penambahan saham Freeport di Indonesia hingga perpanjangan izin tambang yang telah mencapai tahap akhir. “Saya senang mendengar pembahasan penambahan 10% saham Freeport di Indonesia dan perpanjangan izin tambang selama 20 tahun telah capai tahap akhir,” ungkapnya dalam keterangan tertulis, Selasa (14/11). Ia berharap agar hal tersebut dapat diselesaikan pada akhir November tahun ini. Sebagai gambaran, MIND ID sebelumnya sempat menalangi dana pengambilalihan 10% saham PTFI yang menjadi jatah Pemerintah Daerah Papua. Dalam perhitungan MIND ID pada tahun 2021, nilai transaksi atas 10% saham BUMD Papua mencapai US$ 818 juta. Bisman mengungkapkan, ada sejumlah aspek yang harus menjadi perhatian pemerintah dan MIND ID dalam proses divestasi ini.
Baca Juga: MIND ID Ingin Jadi Pemegang Saham Terbesar Vale Indonesia (INCO) Antara lain aspek keekonomian dan izin perpanjangan operasi bagi kedua perusahaan.
Alih kelola saham ini diyakini bakal memberikan dampak bagi perekonomian Indonesia di mana ada potensi penerimaan negara dari dividen yang akan bertambah. Bisman pun mendorong agar proses divestasi ini dapat mengukuhkan posisi MIND ID selaku BUMN pada operasional kedua perusahaan. "Jika diikuti keputusan peralihan operator ke BUMN tentunya positif, jika tidak maka menjadi tidak maksimal nilai tambah dari divestasi ini," pungkas Bisman. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari