JAKARTA. Pengamat politik dari Universitas Multimedia Nusantara Heri Budianto berpendapat, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo, yang saat ini digadang-gadang sebagai calon presiden, sebaiknya menepati janjinya untuk membenahi Jakarta dalam lima tahun. Ia menanggapi beredarnya video yang berisi janji Jokowi saat kampanye Pemilihan Gubernur DKI Jakarta pada 2012. Menurut Heri, Jokowi harus menjadi teladan bagi elite politik lainnya. "Kalau pernah berjanji akan menyelesaikan Jakarta selama 5 tahun, mestinya ditepati. Bila nyapres, Jokowi tak tepati janji pada warga Jakarta," katanya, saat dihubungi dari Jakarta, Minggu (9/3/2014) malam. Menurut Heri, saat ini ada krisis kepercayaan publik terhadap para elite politik yang kerap mengingkari janji yang diucapkan saat kampanye. "Memang dalam politik seorang kader harus tunduk pada keputusan partai, namun ada kepentingan yang lebih besar yang mestinya dipikirkan ketika melakukan suatu sikap dan tindakan politik," kata Direktur Eksekutif Polcomm Institute itu. Sementara itu, pengamat politik dari Soegeng Sarjadi Syndicate, Ridho Imawan Hanafi, berbeda pendapat. Menurut Ridho, sebagai kader PDI Perjuangan, Jokowi tak punya pilihan ketika partai memutuskannya untuk ikut dalam kontestasi kepemimpinan nasional. "Jokowi juga melihat bahwa apa yang diputuskan partai untuknya merupakan keputusan untuk mengabdi pada kepentingan rakyat yang lebih luas," ujarnya. Ia juga tidak sependapat dengan anggapan bahwa mantan Wali Kota Solo tersebut terlalu ambisius untuk mengejar jabatan yang lebih tinggi dalam waktu singkat. Menurutnya, secara etika, tak masalah jika Jokowi didorong sebagai calon presiden dari PDI Perjuangan. "Ia juga tidak dari awal menunjukkan tanda dan gejala ke arah ambisius. Jika ia ambisius, maka ketika nanti misalnya Jokowi tidak jadi dicapreskan PDI-P, ia mencari jalan lain di luar partainya," kata Ridho. Video janji Jokowi Seperti diberitakan, video janji Jokowi memimpin Jakarta selama satu periode beredar di internet. Video itu dibuka dengan menampilkan foto Jokowi mengenakan kemeja kotak-kotak, baju yang selalu digunakan semasa Pilkada DKI Jakarta 2012. Lalu pada bagian kanan layar terdapat kalimat 'Kami cinta Jokowi karena ia adalah orang yang dapat dipercaya. Pemimpin yang memegang teguh janjinya'. Selanjutnya, video menampilkan suasana kampanye Jokowi di suatu tempat. Dalam momen inilah janji memimpin Jakarta selama lima tahun itu kemudian terdengar. "Katanya saya tidak ingin menyelesaikan lima tahun. Diisukan begitu, untuk apa? Itu biar masyarakat ragu. Oleh sebab itu, dalam gerakan ini saya sampaikan, Jokowi dan Basuki komit untuk memperbaiki DKI dalam lima tahun," ujar Jokowi yang lalu mendapat sambutan dari para pendukungnya. Video itu kemudian menampilkan momen-momen lain seperti pelantikan Jokowi-Basuki, komentar Jokowi saat ditanya pencapresannya, dan komentar masyarakat terhadap Jokowi. Video ditutup dengan sebuah kalimat, 'Selamat bertugas, Bapak Jokowi. Kami pegang janji Anda untuk membenahi Jakarta dalam lima tahun'. (Rahmat Fiansyah)
Pengamat minta Jokowi tepati janji benahi Jakarta
JAKARTA. Pengamat politik dari Universitas Multimedia Nusantara Heri Budianto berpendapat, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo, yang saat ini digadang-gadang sebagai calon presiden, sebaiknya menepati janjinya untuk membenahi Jakarta dalam lima tahun. Ia menanggapi beredarnya video yang berisi janji Jokowi saat kampanye Pemilihan Gubernur DKI Jakarta pada 2012. Menurut Heri, Jokowi harus menjadi teladan bagi elite politik lainnya. "Kalau pernah berjanji akan menyelesaikan Jakarta selama 5 tahun, mestinya ditepati. Bila nyapres, Jokowi tak tepati janji pada warga Jakarta," katanya, saat dihubungi dari Jakarta, Minggu (9/3/2014) malam. Menurut Heri, saat ini ada krisis kepercayaan publik terhadap para elite politik yang kerap mengingkari janji yang diucapkan saat kampanye. "Memang dalam politik seorang kader harus tunduk pada keputusan partai, namun ada kepentingan yang lebih besar yang mestinya dipikirkan ketika melakukan suatu sikap dan tindakan politik," kata Direktur Eksekutif Polcomm Institute itu. Sementara itu, pengamat politik dari Soegeng Sarjadi Syndicate, Ridho Imawan Hanafi, berbeda pendapat. Menurut Ridho, sebagai kader PDI Perjuangan, Jokowi tak punya pilihan ketika partai memutuskannya untuk ikut dalam kontestasi kepemimpinan nasional. "Jokowi juga melihat bahwa apa yang diputuskan partai untuknya merupakan keputusan untuk mengabdi pada kepentingan rakyat yang lebih luas," ujarnya. Ia juga tidak sependapat dengan anggapan bahwa mantan Wali Kota Solo tersebut terlalu ambisius untuk mengejar jabatan yang lebih tinggi dalam waktu singkat. Menurutnya, secara etika, tak masalah jika Jokowi didorong sebagai calon presiden dari PDI Perjuangan. "Ia juga tidak dari awal menunjukkan tanda dan gejala ke arah ambisius. Jika ia ambisius, maka ketika nanti misalnya Jokowi tidak jadi dicapreskan PDI-P, ia mencari jalan lain di luar partainya," kata Ridho. Video janji Jokowi Seperti diberitakan, video janji Jokowi memimpin Jakarta selama satu periode beredar di internet. Video itu dibuka dengan menampilkan foto Jokowi mengenakan kemeja kotak-kotak, baju yang selalu digunakan semasa Pilkada DKI Jakarta 2012. Lalu pada bagian kanan layar terdapat kalimat 'Kami cinta Jokowi karena ia adalah orang yang dapat dipercaya. Pemimpin yang memegang teguh janjinya'. Selanjutnya, video menampilkan suasana kampanye Jokowi di suatu tempat. Dalam momen inilah janji memimpin Jakarta selama lima tahun itu kemudian terdengar. "Katanya saya tidak ingin menyelesaikan lima tahun. Diisukan begitu, untuk apa? Itu biar masyarakat ragu. Oleh sebab itu, dalam gerakan ini saya sampaikan, Jokowi dan Basuki komit untuk memperbaiki DKI dalam lima tahun," ujar Jokowi yang lalu mendapat sambutan dari para pendukungnya. Video itu kemudian menampilkan momen-momen lain seperti pelantikan Jokowi-Basuki, komentar Jokowi saat ditanya pencapresannya, dan komentar masyarakat terhadap Jokowi. Video ditutup dengan sebuah kalimat, 'Selamat bertugas, Bapak Jokowi. Kami pegang janji Anda untuk membenahi Jakarta dalam lima tahun'. (Rahmat Fiansyah)