KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah Indonesia tengah mempersiapkan skema pembentukan Koperasi Desa Merah Putih (Kopdes Merah Putih). Nantinya, Kopdes Merah Putih akan beroperasi di daerah-daerah dan disebutkan juga bahwa salah satu sumber pendanaan untuk Kopdes Merah Putih akan melibatkan Himpunan Bank Milik Negara (Himbara). Berdasarkan pasar, Pengamat sekaligus Direktur Ekonomi Digital Center of Economic and Law Studies (Celios) Nailul Huda menilai kehadiran Koperasi Desa Merah Putih memang tidak mengganggu fintech lending dalam hal penyaluran pembiayaan. Sebab, keduanya punya segmen pengguna yang berbeda.
Baca Juga: Samir: Hadirnya Koperasi Desa Merah Putih Dapat Saling Melengkapi Fintech Lending "Keduanya bisa saja beririsan. Namun, tak akan mengganggu signifikan karena koperasi secara keseluruhan mempunyai pangsa pasar yang tersegmentasi, sedangkan fintech lending juga memiliki pangsa pasar yang memang berbasis digital," ujarnya kepada Kontan.co.id, Kamis (20/3). Meskipun demikian, Nailul beranggapan rencana pembentukan Koperasi Desa Merah Putih yang akan menggunakan dana perbankan, terutama bank BUMN, akan berpotensi membuat fintech lending cukup seret dalam memperoleh channeling dari perbankan BUMN. Selama ini, dia bilang pihak perbankan menyumbang sekitar 60% sumber pendanaan terhadap fintech lending dan sebagian ada yang berasal dari perbankan BUMN. Baca Juga: AFPI: Kehadiran Koperasi Desa Merah Putih Bukan Jadi Ancaman bagi Fintech Lending "Jika memang pendanaan ditarik cukup signifikan untuk membiayai Koperasi Desa Merah Putih, tentu akan ada kesulitan pembiayaan channeling yang dialami oleh fintech lending. Hal itu bisa berbahaya bagi ekosistem fintech lending," ungkapnya.