KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pasar diprediksi akan wait and see terkait rencana pemerintah melakukan holding BUMN Karya untuk infrastruktur dan perumahan. Hal itu terjadi karena pasar membutuhkan kepastian apakah benar rencana tersebut dapat meningkatkan kinerja masing-masing perusahaan. Kepala Riset Koneksi Kapital Indonesia Alfred Nainggolan mengatakan, dengan adanya aksi ini, pelaku pasar akan cenderung wait and see hingga nanti proses holding terbentuk. Menurutnya , pelaku pasar akan melihat apakah benar nantinya dengan adanya aksi ini kinerja perusahaan akan tumbuh seperti yang telah dikampanyekan masing-masing perusahaan. Menurutnya, dengan adanya aksi ini artinya emiten karya akan melakukan diverfikasi yang membuat ruang gerak perusahaan terbatas.“Nilai ruang gerak yang terbatas apakah bisa memberikan nilai tambah atau tidak, mendiversifikasi memang gampang, tapi di sini kelompok pemainnya banyak. Tidak ada urusan bisnis kedepan, misalnya Waskita pegang infrastruktur, Wika tidak bisa lagi, kalau dulu kan bisa,” ujarnya, Senin (14/1).
Pengamat prediksi pasar akan wait and see terkait holding BUMN Karya
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pasar diprediksi akan wait and see terkait rencana pemerintah melakukan holding BUMN Karya untuk infrastruktur dan perumahan. Hal itu terjadi karena pasar membutuhkan kepastian apakah benar rencana tersebut dapat meningkatkan kinerja masing-masing perusahaan. Kepala Riset Koneksi Kapital Indonesia Alfred Nainggolan mengatakan, dengan adanya aksi ini, pelaku pasar akan cenderung wait and see hingga nanti proses holding terbentuk. Menurutnya , pelaku pasar akan melihat apakah benar nantinya dengan adanya aksi ini kinerja perusahaan akan tumbuh seperti yang telah dikampanyekan masing-masing perusahaan. Menurutnya, dengan adanya aksi ini artinya emiten karya akan melakukan diverfikasi yang membuat ruang gerak perusahaan terbatas.“Nilai ruang gerak yang terbatas apakah bisa memberikan nilai tambah atau tidak, mendiversifikasi memang gampang, tapi di sini kelompok pemainnya banyak. Tidak ada urusan bisnis kedepan, misalnya Waskita pegang infrastruktur, Wika tidak bisa lagi, kalau dulu kan bisa,” ujarnya, Senin (14/1).