Pengamat ramalkan cadangan devisa triwulan I pada kisaran US$ 121 miliar



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) baru saja merilis cadangan devisa (cadev) per akhir Desember 2018 mengalami kenaikan US$ 3,5 miliar menjadi US$ 120,7 miliar. Dengan kenaikan tersebut, cadev pada kuartal I 2019 diramalkan berada dikisaran US$ 120 miliar - US$ 121 miliar

Menurut Piter Abdullah ekonom Center of Reform on Economics (Core), kenaikan utama cadev tersebut disebabkan frontloading yang dilakukan pemerintah dengan menerbitkan surat utang negara (SUN) untuk pembiayaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2019 pada pertengahan Desember lalu.

Tren peningkatan ini, menurut Piter, akan bertahan hingga triwulan I-2019. Pasalnya, aliran modal yang masuk cukup deras mengguyur di awal tahun ini. "Kalau melihat kondisi aliran modal asing yang masuk cukup deras di awal 2019, kita cukup optimis cadev bisa bertahan dikisaran US$ 120 sampai US$ 121 miliar di triwulan I-2019," jelas dia.


Aliran yang deras juga cukup mendorong penguatan rupiah secara signifikan mendekati batas Rp 14.000. Selama sentimen positif investor asing terjaga, penguatan rupiah bisa berlanjut. "Bahkan sangat mungkin menembus ke bawah Rp 14.000," tambah Piter.

Namun, Piter memperkirakan rupiah akan berbalik melemah apabila perang dagang terhenti. Apabila misi dagang Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok berhasil meredakan perang dagang, ekonomi AS akan membaik.

Apabila kondisi perekonomian AS tumbuh cepat maka akan diikuti inflasi yang lebih tinggi. Sehingga ada kemungkinan The Fed akan menaikkan suku bunganya. Apabila ini terjadi, akan terjadi outflow dan menyebabkan rupiah bisa terdepresiasi lagi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli