JAKARTA. Pengamat Ekonomi AEPI (Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia) Salamudin Daeng mengatakan bahwa Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2016 tidak sesuai dengan realitas yang ada. Bahkan dirinya menilai jika RAPBN ini didesain khusus oleh para penguasa negeri ini untuk memperkaya diri, keluarga dan kelompoknya, dengan mengambil uang di muka (baik melalui penyertaan modal BUMN, maupun penjaminan lain dari APBN). “Urutan logika berfikirnya, RAPBN merancang berbagai mega proyek, seperti mega proyek listrik 35 ribu megawatt, proyek kereta cepat jakarta bandung, mega proyek toll dan pelabuhan serta bandara, dan ratusan proyek lainnya. Rancangan mega proyek tersebut telah siap untuk dibagi bagikan kepada para pedagang, calo dan makelar yang saat ini berkuasa, baik di pemerintahan maupun di DPR,” ungkapnya melalui keterangan pers, Rabu (28/10).
Pengamat: RAPBN 2016 tidak realistis
JAKARTA. Pengamat Ekonomi AEPI (Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia) Salamudin Daeng mengatakan bahwa Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2016 tidak sesuai dengan realitas yang ada. Bahkan dirinya menilai jika RAPBN ini didesain khusus oleh para penguasa negeri ini untuk memperkaya diri, keluarga dan kelompoknya, dengan mengambil uang di muka (baik melalui penyertaan modal BUMN, maupun penjaminan lain dari APBN). “Urutan logika berfikirnya, RAPBN merancang berbagai mega proyek, seperti mega proyek listrik 35 ribu megawatt, proyek kereta cepat jakarta bandung, mega proyek toll dan pelabuhan serta bandara, dan ratusan proyek lainnya. Rancangan mega proyek tersebut telah siap untuk dibagi bagikan kepada para pedagang, calo dan makelar yang saat ini berkuasa, baik di pemerintahan maupun di DPR,” ungkapnya melalui keterangan pers, Rabu (28/10).