Pengamat: Rencana IPO holding BUMN geothermal sebaiknya dieksekusi tahun depan



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Wacana initial public offering (IPO) holding BUMN panas bumi masih menjadi perbincangan hangat di kalangan publik. Pemilihan waktu pelaksanaan IPO dinilai menjadi hal yang penting dalam rencana go public ini.

Pengamat BUMN Toto Pranoto menilai, rencana IPO holding BUMN geothermal sebaiknya baru dilaksanakan tahun depan. Selain karena proses pembentukan holding yang belum selesai serta proses persiapan IPO yang panjang, kondisi pasar juga menjadi pertimbangan yang menurut Toto perlu diperhatikan dalam rencana IPO ini.

“Tahun ini di kuartal IV ini sudah ada jadwal-jadwal IPO besar, misalnya nanti GoTo mau masuk di kuartal IV, kalau semua energi investor lokal sudah habis buat menyerap sahamnya GoTo, masih ada enggak nanti kekuatan untuk menyerap IPO yang lain?” ujar Toto saat dihubungi Kontan.co.id, Rabu (6/10).


Saat ini, proses pembentukan holding panas bumi masih berjalan. Dalam acara diskusi virtual bersama wartawan pada Selasa (5/10), Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga mengungkapkan bahwa pihaknya tengah mengebut penggabungan aset Pertamina Geothermal Energy (PGE) dan  PT PLN Gas and Geothermal. Saat ini, konsolidasi aset antara keduannya masih menunggu penerbitan peraturan pemerintah (PP). 

Baca Juga: Kementerian BUMN memastikan Mitratel bakal IPO akhir 2021

“Ya kami lagi kejar ini, tahap pertama ini Pertamina sama PLN yang mau digabungkan, ini dulu kami kejar, mudah-mudahan enggak lama ini. Lagi proses PP-nya,” kata Arya kepada awak media dalam acara bincang virtual, Selasa (5/10).

Menurut Toto, langkah IPO merupakan langkah yang baik bagi BUMN maupun anak BUMN. Di samping memberi dana segar, IPO juga akan menuntut BUMN/anak BUMN menjadi lebih transparan soal informasi perusahaan. Hal ini pada gilirannya akan mendorong perusahaan untuk menunjukkan kinerja terbaik.

Toto optimistis, IPO holding geothermal bisa direspon positif oleh investor di pasar modal selama pihak perusahaan bisa menjelaskan kejelasan model bisnis, prospek pasar, serta daya tarik bisnis perusahaan dengan baik. Terlebih, bidang energi terbarukan menjadi sektor  yang disukai publik di masa mendatang.

“Ini kan geothermal, salah satu alternatif renewable energy, artinya dia adalah salah satu green energy yang disukai publik di masa depan karena energinya lebih sehat. dalam konteks semacam ini, sebetulnya itu bisa menjadi salah satu hal yang menarik buat investor,” ujar Toto.

Selanjutnya: PLN: Holding geothermal bakal beri manfaat optimal

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi