Pengamat: Satgas investasi berpotensi hambat proyek TPPI di Tuban



KONTAN.CO.ID -JAKARTA-Pemerintah meminta proyek pembangunan pusat produksi olefin dan aromatik di kompleks PT Trans Pacific Petrochemical Indotama (TPPI) di Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban, Jawa Timur segera dirampungkan dalam kurun waktu tiga tahun.

Pasalnya, proyek pembangunan pabrik petrokimia itu akan mewujudkan komitmen Pemerintah Indonesia untuk menekan defisit migas saat ini. Meski begitu, proyek TPPI tersebut mendapat pengawalan ketat dari jajaran komisaris Pertamina.

Salah satunya dari Basuki Tjahja Purnama (Ahok), Komisaris Utama Pertamina. Kabar yang beredar, mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut telah membentuk satuan tugas (satgas) investasi proyek TPPI di Tuban. 

Sejumlah kalangan pun menilai, langkah Ahok tersebut bakal menghambat jalannya proyek. Sebab, sesuai intruksi Presiden Jokowi dan Menteri BUMN, proyek ini harus rampung pada tahun 2024.

"Langkah Ahok ini blunder karena bisa saja menghentikan atau membatalkan proyek yang sudah berjalan," kata Pemerhati Energi Nasional, Agung Wibowo Hadi dalam keterangan tertulisnya, Selasa (6/10).

Alasan Ahok bahwa ini untuk mensetlekan strategic partner, kata Agung, sangat riskan. Sebab, bisa membuat proyek Olefin Cracker mundur dan bisa menimbulkan kerugian besar.

"Proyek ini termasuk dalam PSN dan sudah diintruksikan oleh presiden langsung ke Pertamina untuk segera dilaksanakan dan segera onstream dalam waktu 3 tahun," ujar Agung.

Agung menambahkan, di tengah isu yang terus melanda Pertamina terkait kinerja, harusnya Ahok bisa melakukan langkah positif sesuai arahan pemerintah dan bukan sebaliknya.

"Kita tahu dalam kunjungan Presiden Jokowi ke Tuban akhir tahun lalu, beliau meminta agar proyek ini segera berjalan" tanya Agung.

Jika TPPI ini sudah beroperasi, Agung menilai, dampak positifnya sangat besar untuk menekan impor migas. Dan ini bisa memperbaiki defisit neraca perdagangan. "Presiden Jokowi, kan, pernah menyebutkan, jika telah berproduksi secara penuh, TPPI berpotensi menghemat devisa hingga US$ 4,9 miliar atau sekitar Rp 56 triliun," tandasnya.

Selanjutnya: Pertamina bentuk tim satgas guna kawal proses tender dan kemitraan proyek strategis

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dikky Setiawan