Pengamat teknologi sebut pasar jaringan 5G akan makin membesar



KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Pasar infrastruktur jaringan 5G diperkirakan akan makin membesar. Namun, membutuhkan langkah yang tepat dalam memastikan dimana letak kebutuhan internet broadband untuk mendukung video streaming.

"Sebagaimana diketahui, di era pandemi, hal tersebut dibutuhkan untuk mendukung work from home (WFH) dan pembelajaran jarak jauh (PJJ)," ujar Direktur Eksekutif Indonesia ICT Institute, Heru Sutadi saat dihubungi Kontan.co.id, Senin (19/4).

Ia menyebutkan, ke depannya kebutuhan 5G akan makin besar karena gaya hidup digital 4.0 juga kian matang dan dimanfaatkan untuk internet of things (IoT), big data, blockchain dan sebagainya.


Baca Juga: Inilah wilayah-wilayah yang akan dapat jaringan 5G pertama di Indonesia

Heru menuturkan, adopsi 5G tidak memerlukan 4G hingga merata. Ini karena 4G bisa jadi digantikan perangkat dengan 5G. "Kalau 4G bisa disetop dan harus menggunakan 5G langsung agar ada lompatan kecepatan broadband signifikan," ujarnya.

Dia melanjutkan, kendala pengembangan jaringan 5G adalah pada spektrum frekuensi dan standardisasi. Dua hal itu bisa mengikuti tren di banyak negara dan aturan yang sudah ditetapkan International Telecommunication Union (ITU). Dalam hal frekuensi misalnya, kata Heru, utamanya di 3,5 GHz, kemudian 2,5/2,6 GHz dan 700 MHz. Frekuensi itu sudah banyak dipakai di banyak negara.

Sementara untuk standardisasi, Heru menyarankan, Indonesia sebaiknya mengikuti satnadr ITu. Dia meminta pemerintah tidak membuat standar sendiri. "Sebab kita pernah gagal saat mengadopsi WiMax dengan standar yang berbeda," ujar Heru.  

Selanjutnya: Telkomsel terus mempersiapkan implementasi jaringan 5G

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Khomarul Hidayat