KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Semakin sering kita lihat antrean para pencari kerja. Kenyataan itu seirama dengan data International Monetary Fund (IMF) menempatkan Indonesia sebagai negara dengan tingkat pengangguran tertinggi di Asia Tenggara.

Dalam laporan World Economic Outlook April 2024 IMF, pengangguran di Indonesia berada di level 5,2%. Angka ini berada di atas Filipina 5,1%, Malaysia 3,5%, Vietnam 2,1%, Singapura 1,9% dan Thailand 1,1%.

Sejauh ini mayoritas pelajar masih terpaku pada jalur akademik konvensional. Data menunjukkan lebih dari satu juta lulusan SMA memilih program studi akademik di perguruan tinggi negeri. Sementara hanya 360.000 yang memilih jalur vokasi.

Ingin Mendalami Kondisi Ekonomi? Yuk Langganan Business Insight

Lulusan SMK tak luput dari tren ini. Sebanyak 224.000 siswa memilih program sarjana ketimbang 81.000 siswa yang memilih vokasi.  Pendidikan vokasi, yang dirancang untuk menjembatani kesenjangan antara akademia dan industri, masih sering dipandang sebagai opsi kedua. 

Baca Juga: Pendidikan Vokasi Bisa Membantu Dorong Laju Pertumbuhan Ekonomi

Maka, Politeknik Negeri Jakarta (PNJ) menggelar Sarasehan PNJ, mempersiapkan mahasiswa vokasi menghadapi era transformasi. "Pentingnya ekonomi kreatif dan inovasi digital dalam menciptakan lapangan kerja masa depan," kata Sandiaga Uno, mantan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Rabu (28/5). .

Direktur Marketing PT Eiger Ekowisata Nusantara, Agus Sujono serta Plt. Direktur Utama dan Direktur Operasi PT Pertamina Maintenance & Construction menjelaskan, peran vokasi dalam mendukung keberlanjutan energi dan pembangunan infrastruktur nasional. 

Program ini untuk meningkatkan wawasan mahasiswa vokasi terhadap tantangan dan peluang global, mendorong penguatan skill dan mindset agar mahasiswa siap bersaing di era industri 4.0 dan society 5.0. Selain itu, menghubungkan dunia pendidikan vokasi dengan dunia industri dan pemerintah.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News