JAKARTA. JAKARTA. Unit Usaha Syariah (UUS) Bank Danamon atau Danamon Syariah meyakini kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi berdampak kecil terhadap potensi kenaikan rasio pembiayaan bermasalah atau Non Performing Finance (NPF). Menurut Herry Hykmanto, Direktur UUS Bank Danamon menegaskan bahwa selama ini Danamon Syariah lebih banyak menyalurkan pembiayaan untuk usaha kecil menengah (UKM) dan koperasi. “Kami tidak langsung ke sektor konsumer. Jadi pengaruhnya ada, tapi kecil. Sampai September lalu, NPF kita masih rendah 1,30%,” kata Herry, Minggu (30/11). Herry menegaskan bahwa Danamon Syariah tetap mengantisipasi dampak ekonomi yang timbul bagi kenaikan BBM. Walau demikian, Herry optimis kebijakan pemerintah yang mengalihkan subsidi BBM untuk kegiatan ekonomi produktif bisa berdampak positif bagi kinerja pembiayaan produktif perbankan syariah. “Kami yakin tahun ini tetap bisa tumbuh 30% secara year on year (yoy) pembiayaan kami,” pungkas Herry. Berdasarkan laporan keuangan Danamon Syariah per September 2014, jumlah pembiayaan yang dikucurkan mencapai Rp 2,02 triliun. Jumlah ini menunjukkan pertumbuhan sebesar 42,25% secara yoy dibanding akhir September 2013 yang mencapai Rp 1,42 triliun. Sementara di akhir 2013, total pembiayaan yang dikucurkan Danamon Syariah mencapai Rp 1,46 triliun. Jumlah ini menunjukkan pertumbuhan sebesar 32,72% secara yoy dibanding akhir tahun 2012 yang mencapai Rp 1,10 triliun. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Pengaruh BBM kecil terhadap NPF Danamon Syariah
JAKARTA. JAKARTA. Unit Usaha Syariah (UUS) Bank Danamon atau Danamon Syariah meyakini kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi berdampak kecil terhadap potensi kenaikan rasio pembiayaan bermasalah atau Non Performing Finance (NPF). Menurut Herry Hykmanto, Direktur UUS Bank Danamon menegaskan bahwa selama ini Danamon Syariah lebih banyak menyalurkan pembiayaan untuk usaha kecil menengah (UKM) dan koperasi. “Kami tidak langsung ke sektor konsumer. Jadi pengaruhnya ada, tapi kecil. Sampai September lalu, NPF kita masih rendah 1,30%,” kata Herry, Minggu (30/11). Herry menegaskan bahwa Danamon Syariah tetap mengantisipasi dampak ekonomi yang timbul bagi kenaikan BBM. Walau demikian, Herry optimis kebijakan pemerintah yang mengalihkan subsidi BBM untuk kegiatan ekonomi produktif bisa berdampak positif bagi kinerja pembiayaan produktif perbankan syariah. “Kami yakin tahun ini tetap bisa tumbuh 30% secara year on year (yoy) pembiayaan kami,” pungkas Herry. Berdasarkan laporan keuangan Danamon Syariah per September 2014, jumlah pembiayaan yang dikucurkan mencapai Rp 2,02 triliun. Jumlah ini menunjukkan pertumbuhan sebesar 42,25% secara yoy dibanding akhir September 2013 yang mencapai Rp 1,42 triliun. Sementara di akhir 2013, total pembiayaan yang dikucurkan Danamon Syariah mencapai Rp 1,46 triliun. Jumlah ini menunjukkan pertumbuhan sebesar 32,72% secara yoy dibanding akhir tahun 2012 yang mencapai Rp 1,10 triliun. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News