Pengaruh Covid-19 ke perekonomian Indonesia diklaim tak separah di negara lain



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pertumbuhan ekonomi seluruh negara di dunia sedang mengalami kontraksi akibat pandemi Covid-19. Tidak terkecuali pertumbuhan ekonomi Indonesia. 

Indonesia termasuk beruntung mengalami kontraksi tidak sedalam negara-negara lain, seperti pertumbuhan ekonomi China pada kuartal ini jatuh menjadi -6,8%, Perancis -5,4%, dan Singapura -2,20%.

Baca Juga: Awas sanksi kurang bayar, Kantor Pajak bakal periksa SPT Tahunan 2019 per 1 Juli


Dalam live conference, Masyita Crystallin, Staf Khusus Menteri Keuangan bidang Kebijakan Fiskal dan Makroekonomi mengatakan, pengaruh Covid-19 terhadap perekonomian Indonesia belum terlalu dalam dibandingkan dengan negara-negara lain.

Adapun Indonesia juga akan menghadirkan program Pemulihan Ekonomi Nasional untuk beberapa sektor seperti UMKM, Kesehatan, dan sebagainya. “Tentunya Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) ini adalah shock absorber atau sebagai peredam kontraksi ekonomi di tahun ini,” tegas Masyita, Rabu (10/6). 

Jika dilihat secara fundamental, kondisi makroekonomi Indonesia masih baik. Pertumbuhan ekonomi tahun ini juga dinilai masih akan tertekan, sehingga yang perlu juga dicermati adalah pertumbuhan ekonomi setelah pandemi pada tahun 2021.

Senada itu, ekonom CORE, Piter Abdullah juga melihat, meski adanya stimulus yang diberikan Pemerintah tentu tidak bisa mengembalikan ekonomi seperti sedia kala di tahun 2020 ini. 

Baca Juga: Duh, wabah corona berpengaruh signifikan terhadap industri kehutanan

Secara garis besar, biaya Pemulihan Ekonomi Nasional akan digelontorkan untuk sisi permintaan sebesar Rp 205,20 triliun dan untuk penawaran sebesar Rp 384,45 triliun. 

Dalam perspektif pengamat ekonomi, Piter menyampaikan, besaran anggaran untuk sisi demand sudah tepat. Bahkan, menurut perhitungan lembaganya, CORE Indonesia, dalam skenario terburuk anggaran yang digelontorkan masih dinilai kurang. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi