Pengaruh cuaca, harga cabai semakin pedas



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Akibat tingginya curah hujan, produksi cabai semakin berkurang. Hal ini pun menyebabkan harga cabai yang tinggi di pasaran.

Berdasarkan pantauan Kontan, di Pasar Palmerah, harga cabai rawit hijau Rp 50.000 per kg, sedangkan cabai keriting merah dan cabai rawit merah berkisar Rp 40.000 per kg. Sementara itu, harga cabai di Pasar Bendungan Hilir rata-rata sekitar Rp 40.000 per kg.

Menurut Harsini, pedagang di Pasar Pamerah, harga cabai sudah mulai menunjukkan penurunan dalam beberapa hari ini. "Sudah mulai turun. Sebelu,mua cabai rawit merah dari Rp 60.000 per kg menjadi Rp 40.000 per kg," ujarnya kepada KONTAN, Minggu (4/1).


Pernyataan yang sama pun diungkapkan oleh Abdullah Mansuri, Ketua Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI). Dia mengatakan harga cabai saat ini masih di atas 40.000 per kg.

Meskipun menunjukkan penurunan dari minggu sebelumnya, namun harga tersebut masih tergolong tinggi dibandingkan harga normal.

"Harga tersebut masih tinggi karena standarnya harga cabai sekitar Rp 25.000 per kg, dan paling mahal Rp 30.000 per kg," kata Abdullah.

Sekretaris Jenderal Asosiasi Agribisnis Cabai Indonesia (AACI), Abdul Hamid pun membenarkan harga cabai di pasar pun meningkat. Namun, menurutnya petani masih mendapatkan harga rendah

Menurut Abdul, saat ini petani hanya mendapatkan Rp 20.000 per kg. Dia bilang, petani tidak bisa mendapatkan keuntungan yang besar lantaran biaya produksinya yang tinggi. "Petani justru rugi. Sekarang petani harus mengeluarkan biaya yang lebih besar dan produksinya lebih rendah," ujar Abdul.

Abdul menambahkan, akibat hujan yang tinggi, pekerjaan petani pun menjadi terhambat. Bila biasanya petani bisa memanen 2 kwintal cabai per hari, akibat hujan, petani justru hanya mendapatkan 1 kuintal.

Sementara, biaya tenaga kerja sama seperti sebelumnya. Tak hanya itu, petani pun harus menanggung biaya transportasi yang juga turut meningkat.

Abdul memperkirakan, harga cabai masih akan tetap tinggi dalam beberapa bulan ini. Hal itu dikarenakan masih ada musim tanam di bulan Februari hingga Maret. Namun, menurutnya harga akan berangsur stabil di bulan Mei hingga Agustus. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto