Pengaruh Elon Musk: Donald Trump "Terpaksa" Mendukung Kendaraan Listrik?



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Mantan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mengejutkan banyak pihak dengan menyatakan dukungannya terhadap kendaraan listrik.

Keputusan ini menarik perhatian karena selama ini Trump dikenal sebagai tokoh yang sering mengkritik regulasi lingkungan, termasuk kebijakan kendaraan listrik yang didorong oleh pemerintahan Joe Biden.

Dukungan Trump ini dianggap memiliki hubungan langsung dengan dukungan yang diterimanya dari CEO Tesla, Elon Musk, seorang pengusaha yang telah lama menjadi pendorong utama transisi global menuju penggunaan kendaraan listrik.

Elon Musk: Tokoh di Balik Transformasi Industri Kendaraan Listrik


Elon Musk adalah sosok penting dalam revolusi kendaraan listrik global. Melalui perusahaan Tesla, Musk berhasil mengubah persepsi dunia terhadap kendaraan listrik yang dulunya dianggap sebagai teknologi masa depan yang jauh dari kenyataan menjadi industri yang berkembang pesat.

Dalam beberapa tahun terakhir, Tesla menjadi pemimpin pasar dalam penjualan kendaraan listrik, dengan inovasi-inovasi yang terus mendorong batas teknologi baterai dan otonomi kendaraan.

Namun, dalam beberapa waktu terakhir, Musk mulai menunjukkan dukungan terhadap politik sayap kanan, termasuk keterlibatannya dalam isu-isu kontroversial seperti kebebasan berbicara di platform media sosial yang ia miliki, yaitu Twitter (sekarang disebut X).

Dukungan Musk terhadap Trump dianggap sebagai langkah yang bertujuan untuk memperkuat posisinya di kalangan konservatif, yang selama ini lebih skeptis terhadap teknologi hijau dan perubahan iklim.

Baca Juga: Trump Usulkan Debat Pemilu Alternatif, Harris Tegas Menolak

Sikap Ambigu Donald Trump Terhadap Kendaraan Listrik

Dukungan Trump terhadap kendaraan listrik tidak terlepas dari kontroversi. Dalam sebuah pidato di Georgia, Trump mengungkapkan bahwa ia mendukung kendaraan listrik karena dukungan kuat yang ia terima dari Elon Musk.

Namun, Trump juga menekankan bahwa dukungannya terhadap kendaraan listrik hanya berlaku sebagai "sebagian kecil" dari industri otomotif secara keseluruhan. Ia menegaskan bahwa masyarakat harus tetap memiliki akses terhadap kendaraan berbahan bakar bensin dan hibrida.

Pernyataan ini mencerminkan sikap ambivalen Trump terhadap kendaraan listrik. Di satu sisi, ia menyatakan dukungannya, namun di sisi lain, ia juga terus mengkritik kebijakan pemerintahan Biden yang mendorong adopsi kendaraan listrik secara masif.

Trump sering mengungkapkan keprihatinannya terhadap biaya pemasangan stasiun pengisian daya kendaraan listrik, yang menurutnya terlalu tinggi dan membebani anggaran negara.

Kebijakan Kendaraan Listrik Pemerintahan Biden

Pemerintahan Biden telah mengeluarkan sejumlah regulasi untuk mendorong adopsi kendaraan listrik di Amerika Serikat. Salah satu target ambisiusnya adalah meningkatkan penjualan kendaraan listrik hingga mencapai 50% dari total penjualan kendaraan baru pada tahun 2030.

Untuk mencapai target ini, pemerintahan Biden memberikan insentif bagi produsen kendaraan listrik dan membangun infrastruktur pengisian daya secara nasional.

Undang-Undang Infrastruktur Investasi dan Pekerjaan Bipartisan tahun 2021 menyisihkan dana sebesar US$7,5 miliar untuk membantu membiayai ribuan stasiun pengisian daya kendaraan listrik di seluruh negeri.

Namun, hingga saat ini, hanya sedikit dari stasiun pengisian tersebut yang telah dibangun, dengan beberapa stasiun menerima pendanaan federal yang cukup besar, mencapai sekitar US$770.000 per stasiun.

Kritik Trump Terhadap Biaya Infrastruktur Kendaraan Listrik

Trump terus mengkritik biaya yang diperlukan untuk membangun infrastruktur kendaraan listrik, terutama stasiun pengisian daya. Dalam berbagai kesempatan, ia memberikan estimasi yang sangat berbeda-beda mengenai biaya yang diperlukan untuk memasang stasiun pengisian daya di seluruh negeri. Misalnya, pada sebuah konferensi Bitcoin di bulan Juli, Trump menyebutkan biaya $12 triliun, sedangkan di acara lain di North Carolina, ia mengklaim biayanya sebesar $9 triliun, dan pada rally di Atlanta, ia mengatakan biaya tersebut mencapai $5 triliun.

Kritik Trump ini berfokus pada apa yang ia sebut sebagai pengeluaran berlebihan untuk infrastruktur yang menurutnya tidak diperlukan oleh semua warga Amerika. Ia menekankan bahwa masyarakat harus diberikan pilihan, apakah mereka ingin menggunakan kendaraan listrik, hibrida, atau berbahan bakar bensin.

Baca Juga: Donald Trump atau Kamala Harris Sama Saja Buat China, Imbasnya ke Minyak dan Batubara

Dampak Politik dan Ekonomi dari Sikap Trump

Pernyataan Trump mengenai kendaraan listrik dan dukungannya terhadap Elon Musk dapat dilihat sebagai strategi politik untuk menarik dukungan dari berbagai kalangan, baik dari pendukung kendaraan listrik maupun mereka yang masih skeptis terhadap teknologi ini.

Di sisi lain, pernyataan Trump juga dapat mempengaruhi pasar otomotif dan kebijakan lingkungan di Amerika Serikat.

Jika Trump kembali berkuasa, ada kemungkinan besar bahwa kebijakan-kebijakan pro-lingkungan yang telah dijalankan oleh pemerintahan Biden akan mengalami perubahan signifikan. Ini termasuk kemungkinan pencabutan beberapa regulasi kendaraan listrik yang telah diterapkan, serta pengurangan insentif bagi produsen kendaraan listrik.

Editor: Handoyo .