KONTAN.CO.ID - BRUSSELS. Penolakan Kanselir Jerman Olaf Scholz terhadap tarif Uni Eropa atas kendaraan listrik China gagal menghentikan langkah sesama anggota Uni Eropa lain yang memberikan suara mendukung. Hal ini menunjukkan bagaimana Berlin harus berjuang keras dalam mendorong kebijakan di Uni Eropa. Mengutip
Reuters, Jerman adalah satu dari lima anggota Uni Eropa yang menolak tarif setelah berbulan-bulan mendapat tekanan dari para produsen mobilnya. Para produsen mobil Jerman memang mengandalkan China untuk hampir sepertiga penjualan mereka.
Alhasil, Komisi Eropa akan terus maju dengan bea anti-subsidi pada akhir bulan mendatang. Situasi ini sangat kontras dan mencolok dengan apa yang terjadi pada satu dekade lalu. Serangkaian panggilan telepon selama akhir pekan di bulan Juli 2013 antara China, Kanselir Jerman saat itu Angela Merkel dan Jose Manuel Barroso, presiden Komisi Eropa saat itu, menggagalkan usulan untuk mengenakan tarif Uni Eropa pada panel surya. Sebaliknya, kesepakatan tentang harga minimum tercapai. Setelah 16 tahun Merkel, ketika industri Jerman berkembang pesat dan kanselir menyatukan Uni Eropa, koalisi tiga partai yang terpecah-pecah mengawasi ekonomi yang bersiap untuk mengalami kontaksi di tahun kedua dan memprioritaskan politik dalam negeri daripada politik Uni Eropa menjelang pemilihan federal 2025. Di Brussels, ada kejengkelan dari para diplomat atas pertikaian internal dalam koalisi tiga partai Jerman, yang menurut mereka merusak pengaruh ekonomi terbesar Eropa dan persatuan Uni Eropa.
Baca Juga: Uni Eropa Berlakukan Pajak Tinggi hingga 45% untuk Mobil Listrik Buatan China Brussels telah berjanji untuk terus mengeksplorasi kompromi atas kendaraan listrik dengan Beijing, tetapi penolakan Jerman telah melemahkan posisinya. "Perpecahan antara Jerman dan (negara-negara Uni Eropa) lainnya ini membahayakan satu bagian penting dari inisiatif Komisi: menunjukkan front persatuan melawan tekanan asing terhadap masing-masing negara," tulis analis di Eurointelligence. Menyoroti perpecahan internal Jerman, sumber Reuters dari kementerian luar negeri Jerman yang dipimpin oleh partai Hijau, mengatakan Uni Eropa harus mencegah Beijing menggunakan metode yang tidak adil dan merusak pasar dan tidak menghapus tarif dari meja perundingan. Federasi Industri Jerman (BDI) mengambil sikap yang beragam, dengan mengatakan bahwa pembicaraan harus dilanjutkan. Akan tetapi secara umum mendukung perlindungan perdagangan jika persyaratannya terpenuhi.
Ini bukan pertama kalinya Jerman memiliki pandangan berbeda dari langkah dengan rekan-rekan Uni Eropa dalam beberapa bulan terakhir.
Baca Juga: BYD Minta Meksiko Longgarkan Tarif Kendaraan Listrik Satu-satunya negara di mana Scholz menemukan sekutu adalah dengan Hongaria. Perdana Menteri Hongaria Viktor Orban menggambarkan tarif UE pada kendaraan listrik Tiongkok sebagai "pukulan besar" bagi ekonomi Eropa dan sektor otomotif Jerman. "Jerman dan industri Eropa tidak dapat lagi meyakinkan Komisi untuk bersikap masuk akal. Namun, siapa yang bisa?" tulisnya di X.
Editor: Barratut Taqiyyah Rafie