KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memastikan pengeboran panas bumi oleh pemerintah hanya akan dilakukan di dua lokasi atau berkurang dari rencana semula. Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM Eko Budi Lelono mengungkapkan, pengeboran panas bumi akan dilakukan di dua lokasi yakni Nagekeo, Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Cisolok, Sukabumi. Sebelumnya, Kementerian ESDM menargetkan pengeboran dapat dilakukan di tiga lokasi termasuk Bittuang, Sulawesi Selatan.
"Evaluasi dari tiga lokasi, potensi Bittuang di bawah dari tiga lokasi. Mungkin tahap berikutnya karena mau tidak mau ada penghematan (anggaran)," kata Budi dalam konferensi pers virtual, Rabu (20/1).
Baca Juga: ESDM targetkan penambahan kapasitas pembangkit 2021 capai 11,37 GW Adapun, eksplorasi ini akan jadi eksplorasi yang pertama kali dilakukan pemerintah. Budi menjelaskan, langkah ini nantinya demi mengurangi risiko biaya eksplorasi yang harus ditanggung pengembang. Selain itu, langkah eksplorasi yang diinisiasi pemerintah juga diharapkan bakal menciptakan harga listrik yang murah. Selain pengeboran di dua lokasi, Budi memastikan, pihaknya juga melakukan survei panas bumi di 6 lokasi yakni Nagekeo, Ciamis, Pinamula, Panulisan, Sulili dan Aloe Calong. Budi menambahkan, dari evaluasi yang ada saat ini tercatat sumber daya mencapai 23.892,5 MWe dengan kapasitas terpasang sebesar 2.130,7 MWe tersebar di 355 lokasi. Sebelumnya, Kementerian ESDM menargetkan proses lelang Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP) baru dimulai pada 2023 mendatang. Direktur Panas Bumi Kementerian ESDM Ida Nuryatin Finahari mengungkapkan pemunduran jadwal ini dikarenakan pemerintah akan melakukan eksplorasi terlebih dahulu. "Karena (pemerintah) sudah punya program eksplorasi panas bumi, akan dilakukan oleh Badan Geologi jadi di 2023 baru lelang setelah pengeboran," kata Ida, Kamis (14/1). Sementara itu, Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Dadan Kusdiana mengungkapkan, kegiatan eksplorasi oleh Badan Geologi bakal menggunakan anggaran APBN sekitar Rp 420 miliar untuk tiga lokasi, sebelum akhirnya eksplorasi dipastikan hanya akan dilakukan di dua lokasi.
"Sekarang dalam proses pastikan titik, dan harus bangun jalan. Lokasinya di Cisolok, Sukabumi kemudian Nagekeo, Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Bittuang, Sulawesi Selatan," ungkap Dadan. Dadan menambahkan, eksplorasi oleh Badan Geologi ditargetkan rampung pada tahun ini. Kendati menargetkan lelang WKP pada tahun 2023 namun jika hasil eksplorasi rampung tepat waktu maka KESDM mengharapkan proses lelang WKP hasil eksplorasi dapat dilakukan di 2022 nanti. Dadan mengharapkan di tahun depan proses eksplorasi oleh pemerintah dapat kembali dilakukan. "Mungkin tahun depan bisa tiga atau empat tergantung hasil tahun ini dan dana pemerintah," imbuh Dadan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Khomarul Hidayat