Pengecer listrik Singapura bertumbangan, tak kuat hadapi gejolak pasar setrum



KONTAN.CO.ID - SINGAPURA. Ohm Energy menjadi pengecer listrik terbaru yang menghentikan operasi di Singapura, dengan alasan pasar setrum yang makin bergejolak.

“Selama beberapa bulan terakhir, kami telah melihat pasar listrik yang bergejolak yang telah membuat rencana penetapan harga kami lebih rendah dari Tarif yang Diatur menjadi tidak berkelanjutan,” kata Ohm Energy dalam e-mail kepada pelanggan pada Jumat (15/10).

Rekening listrik pelanggan akan Ohm Energy transfer ke SP Group mulai 20 Oktober.


“Kami saat ini bekerja sama dengan EMA dan SP Group untuk memastikan kelancaran transfer semua pelanggan kami yang ada ke SP Group. Kami ingin meyakinkan Anda bahwa tidak akan ada gangguan pada pasokan listrik Anda,” ujar Ohm Energy, seperti dikutip Channel News Asia.

“Setelah akun Anda ditransfer ke SP Group, Anda akan memiliki opsi untuk tetap menggunakan SP Group Services atau mendekati pengecer listrik lain,” imbuh Ohm Energy.

Baca Juga: Krisis energi China semakin parah, harga batubara cetak rekor tertinggi baru

Pengumumannya datang sehari setelah pengecer listrik iSwitch akan segera berhenti beroperasi karena "kondisi pasar listrik saat ini". Akun pelanggan akan iSwitch transfer ke SP Group mulai 12 November.

Di bawah Pasar Listrik Terbuka Singapura, konsumen memiliki pilihan untuk membeli listrik dari SP Group dengan Tarif yang Diatur, atau dari pengecer listrik dengan paket harga yang sesuai dengan kebutuhan mereka.

Ada 12 pengecer Pasar Listrik Terbuka yang terdaftar di situs SP Services, termasuk iSwitch dan Ohm Energy.

Menurut laporan Reuters pada Kamis (14/10), SilverCloud Energy, yang memasok listrik ke bangunan komersial, industri, dan perumahan, juga akan segera keluar dari pasar.

Mengutip sumber perusahaan, Reuters juga menyebutkan, Diamond Electric dan Best Electricity Supply telah berhenti menerima pelanggan baru.

Selanjutnya: Eropa krisis energi, Putin pastikan Rusia tidak gunakan gas sebagai senjata

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: S.S. Kurniawan