Pengelola bioskop: Alternatif menonton film secara drive-in bukan jadi pilihan



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ketua Umum Gabungan Pengelola Bioskop Seluruh Indonesia (GBPSI) Djonny Syafruddin menuturkan, alternatif menonton film secara drive-in tidak masuk ke dalam cara kerja asosiasinya.

Dari segi bisnis, perlu diperhatikan jumlah orang yang ada dalam satu mobil serta hanya bisa menayangkan film lama (second).

"Jenis alternatif menonton drive-in bukan cara yang baru, zaman dulu ini menjadi tren. Tetapi, cara ini tidak kami lakukan karena tidak bisa menayangkan film baru. Sementara untuk menayangkan film lama harus meminta izin dan membagi rights-nya agar tidak bersilangan dengan pembuat film," jelas Djonny kepada Kontan.co.id, Selasa (18/8).


Baca Juga: Belum diizinkan beroperasi, jaringan bioskop diklaim sudah penuhi simulasi kesehatan

Djonny berkata, DKI Jakarta sebagai top market industri bioskop belum memberikan izin kepada industri bioskop untuk beroperasi kembali.

Hal ini berimbas pada jaringan bioskop yang terdapat di luar Jabodetabek karena tidak menerima film baru. Djonny menambahkan, beberapa jaringan bioskop di daerah lain, masih mengizinkan operasional bioskop.

"Ada beberapa bioskop daerah yang masih beroperasi tapi karena tidak ada film baru dari Jakarta, mereka menayangkan film lokal. Ini bagus, tapi 10 hari kemudian tidak ada lagi tayangan. Diberikan film lama (second) tidak ada yang menonton, sehingga bioskop memilih tutup kembali," tambahnya.

Kondisi yang menimpa beberapa bioskop daerah itu, turut menguras biaya juga. Djonny berkata, jika nanti pihaknya sudah mendapatkan izin beroperasi kembali, pengusaha bioskop bisa langsung mendistribusikan film baru secara serentak ke tiap jaringan bioskop.

Baca Juga: Industri biskop terpuruk, GPBSI harap ada keringanan pajak hiburan untuk setahun

Namun pihaknya menyadari, kasus Covid-19 di DKI Jakarta masih terus bergerak naik tiap harinya. Sehingga pihaknya perlu bermusyawarah secara internal dengan pelaku usaha bioskop lainnya.

"Film baru itu berawal dari Jakarta, namun mengingat kasus terus naik dan dikhawatirkan penutupan makin lama, kami akan adakan musyawarah secara internal," tutupnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto