Pengelola mall jual gedung di masa pandemi, ini tanggapan APPBI



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Wakil Ketua Umum Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) Alphonzus Widjaja mengemukakan masih ada beberapa pengelola pusat perbelanjaan atau mall yang hendak menjual propertinya. Namun, hal tersebut belum diinformasikan sebab masih dalam tahap proses penjualan.

"Penyebab pengelola mall menjual mall, tidak serta merta pandemi. Hal ini mayoritas dikarenakan oleh akumulasi kinerja yang tidak baik sejak tahun sebelumnya dan pandemi menjadi pemicu akhir. Pengelola sudah tidak memiliki daya tahan lagi," jelasnya saat dihubungi oleh Kontan, Senin (30/11).

Lebih jauh, Alphonzus menuturkan, penjualan mall melihat faktor nilai valuasi berupa tanah dan bangunan, serta nilai bisnis. Ia berkata, jika ada pusat perbelanjaan dijual di masa pandemi, maka kemungkinan memiliki penurunan penjualan sehingga nilai bisnis tidak bagus.


Baca Juga: DRI memprediksi akan terjadi inflasi 0,23% mom pada November 2020

Jika secara garis besar itu yang terjadi, lanjut Alphon, maka nilai penjualan mall yang ditawarkan, menjadi turun. "Logikanya secara umum demikian, itu murah dari sisi penjual. Sedangkan dari sisi pembeli juga tidak mungkin mengeluarkan dana untuk membeli barang mahal di kondisi seperti saat ini," imbuhnya.

Alphon berkata, aksi penjualan mall diproyeksikan masih terus berlangsung tahun depan. Hal ini juga dinilai masih tidak menentunya pertumbuhan ekonomi.

Pihaknya menilai, gong besar yang menjadi faktor penggerak adalah turunnya vaksin. Ia memproyeksi, jika semua berjalan lancar, pergerakan baru dimulai pada pertengahan tahun 2021.

"Pusat perbelanjaan masih akan mengalami situasi yang sulit dan ini kembali lagi pada daya tahan tiap pemiliknya, jika tidak kuat maka dijual," sambungnya.

Baca Juga: Bisnis Grup Indofood tetap bertumbuh di tengah tekanan pandemi covid-19

Alphon berkata saat ini pusat perbelanjaan di DKI Jakarta sendiri, telah mendulang rugi Rp1,8 triliun per bulan. Nilai ini terus membengkak. Adapun tingkat okupansi mall, diproyeksi menurun 10%sampai 20% menjadi 70% sampai 80%.

"Pada masa sebelum pandemi okupansi mall berkisar 80% sampai 90%, tapi akhir tahun ini hanya 70% sampai 80%saja," tutup dia.

Selanjutnya: MAP siapkan terobosan jangka panjang

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi