Pengelolaan Daur Ulang Sampah Plastik di Indonesia Dinilai Masih Rendah



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tingkat daur ulang sampah plastik di Indonesia dinilai masih rendah. Padahal jumlah konsumsi plastik di Indonesia masih jauh lebih rendah jika dibandingkan negara lain seperti Korea dan Jepang.

Pakar Lingkungan & Akademisi Universitas Indonesia Firdaus Ali memaparkan, jumlah konsumsi plastik per kapita di Indonesia baru 20,2 kg per orang per tahun, sedangkan di Korea mencapai 101 kg per orang per tahun, dan di Jerman  mencapai 90 kg per oang per tahun.

“Persoalannya sampah plastik di Indonesia lebih banyak berakhir di badan air atau lingkungan, jadi tidak dimanfaatkan dan didaur ulang. Sehingga lebih banyak modaratnya dibandingkan manfaatnya,” tutur Firdaus dalam agenda Invest Solutions for Plastic Pollution - Semarak Hari Lingkungan Hidup 2023, Kamis (15/6).


Baca Juga: Kemenperin Dukung Penuh Circularity Industri Plastik dari Hulu Ke Hilir

Bahkan, Indonesia sendiri memiliki status sebagai penyumbang sampah plastik ke laut terbesar ke dua di dunia setelah China. Bahkan, terdapat studi yang menghitung bahwa sebanyak 3,22 juta metrik ton/tahun sampah plastik tidak terkelola di Indonesia.

“Padahal sampah plastik yang mampu kita daur ulang kecil sekali kurang dari 10%. Ini juga menjadi tantangan bagi siapapun yang ada di dunia ini, bagaimana agar bisa mengurangi, dan mendaur ulang plastik,” tambahnya.

Menurutnya, agar volume penggunaan plastik berkurang, setidaknya masyarakat harus mengurangi penggunaan plastik yang tidak bisa didaur ulang kembali.

Selain itu, Kerja sama antara pemerintah, industri dan masyarakat juga perlu dilakukan agar timbunan sampah plastik tidak semakin menumpuk.

Baca Juga: Pelaku Daur Ulang Plastik di Indonesia Mengklaim Paling Maju di ASEAN

“Ini bukan sepenuhnya tanggungjawab pemerintah, tapi tanggung jawab kita bersama. Saya yakin pemerintah nggak akan punya kemampuan lebih tinggi untuk mengatasi sendiri. Karena yang menggunakan plastik kan individu dan mereka yang membuang ke lingkungan,” ungkapnya.

Lebih lanjut, agar penggunaan sampah plastik tidak semakin banyak, maka perlu adanya integrasi data solid waste management (SWM) dengan hidrologi, perlu menerapkan konsep daur ulang yang kuratif, serta penggunaan material alternatif secara intensif seperti material bioplastic sebagai tindakan preventif.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .