LONDON. Hotel dan ritel di Inggris mengalami penurunan pendapatan sebesar 17% dibandingkan tahun lalu dari kunjungan turis asal Rusia di sepanjang bulan Februari 2014. Penurunan pendapatan hotel dan ritel di Inggris tersebut diakibatkan menurunnya jumlah pengunjung asal Rusia di tengah konflik politik yang terjadi di Ukraina. Konflik politik tersebut memperburuk efek dari melemahnya ekonomi, yang menyebabkan warga Rusia enggan melakukan perjalanan, terutama ke Inggris.
Data itu berdasarkan temuan spesialis belanja bebas pajak lembaga survei Global Blue, yang memproses sebagian besar belanja bebas pajak di Inggris oleh pengunjung dari luar negeri. Menurut survei Global Blue, Rusia adalah salah satu dari lima negara turis terbesar yang membelanjakan pengeluarannya di Inggris . Global Blue, yang memproses 80 % dari semua belanja bebas pajak di Inggris mengatakan, wisatawan Rusia rata-rata menghabiskan hampir £ 700 per transaksi. Warga negara non-Uni Eropa dapat berbelanja "bebas pajak" dengan mengklaim kembali PPN-senilai 20 % -untuk menghabiskan pengeluaran di atas £ 30 di toko-toko dan hotel. Data Global Blue menunjukkan, penurunan belanja tersebut menempatkan Rusia terlempar dari tiga besar negara dengan pengeluaran terbesar di Inggris.
Kini, pengeluaran turis Rusia di negeri David Beckham itu menempati posisi keempat diikuti di oleh di tempat berikutnya pengeluaran warga Nigeria. "Situasi yang tidak stabil di Rusia telah menunjukkan pengaruhnya terhadap belanja pariwisata di tahun ini karena ekonomi melemah yang membuat konsumen enggan melakukan perjalanan," kata Gordon Clark , Country Manager Global Blue, Senin (24/3). Namun, dia mengatakan, Inggris masih menjadi tempat yang menarik bagi wisatawan Rusia karena berbagai merek-merek mewah yang ditawarkan. Hal ini juga menunjukkan bahwa badan pariwisata Inggris, Visit Britain, memprediksi pertumbuhan pengeluaran oleh pembeli Rusia pada 2020 bisa mencapai 75% dari total belanja wisatawan di Inggris. (BBC)
Editor: Dikky Setiawan