BEKASI. Kota Bekasi semakin menggeliat. Pengembangan properti, terutama hunian vertikal kian masif. Tercatat, yang saat ini tengah dikembangkan adalah Green Palace Residence, Grand Dhika City, Indigo Apartment, TTL Residence, BTC Residence, Grand Icon Caman, Mutiara Apartment, dan Bekasi Tower 88. Belum lagi, proyek Spring Lake di Summarecon Bekasi, dan Grand Cut Meutia. Sebagian besar, apartemen-apartemen tersebut menyasar pasar menengah-menengah, dan menengah bawah. Kendati demikian, Presiden Direktur PT Starindo Kapital Indonesia, pengembang Metropolitan Park, Wahjono, melihat ada celah yang kurang dijamah, yaitu para pekerja non-buruh di pabrik-pabrik.
"Terbukti saat memasarkan tower pertama (Paris), animo masyarakat memang sudah ada. Meskipun dengan membidik pasar ini, Metropolitan Park harus berhadapan dengan pemilik kos atau rumah kontrakan," ungkap Wahjono, kepada
Kompas, Jumat (27/2/2015). Dia menjelaskan, menara Paris yang diluncurkan Februari 2014 dengan jumlah 550 unit, sukses terserap pasar dalam waktu 10 bulan. Sementara itu, untuk produk yang akan diluncurkan dalam waktu dekat adalah menara Milan. "Hanya kita menyesuaikan sebelumnya menara Paris itu 80% (tipe) studio dan 20% tipe dua kamar. Untuk Milan, 95 persen studio dan 5 persen tipe dua kamar," jelas Wahjono. Kompisisi unit tipe studio ditambah dengan alasan untuk menekan harga. Semakin kecil tipe yang ditawarkan, maka semakin rendah pula harganya. Senada dengan Wahjono,
General Manager Marketing and Sales PT Starindo Kapital Indonesia, Liong Subur Kusuma, menara Milan menyasar pasar non-buruh yang bekerja di kawasan industri Pondok Ungu. "Kalau di pabrik, tidak semuanya itu buruh. Ada juga non-buruh. Itu yang kami bidik," sebut Subur. Dalam satu pabrik, menurut survei yang dilakukan Subur, 20% pekerja adalan non buruh. Artinya, jika jumlah pekerja 35.000 orang, berarti pegawai non-buruhnya mencapai 7.000 orang. "Unit kami cuma seribu. Dari sisi itulah kami melihat ada potensi," imbuh Subur. Terkait harga sewa, akan berada pada level yang sama dengan kontrakan rumah tapak atau pun rumah kos. Di Bekasi Utara, kata Subur, kamar yang dilengkapi dengan pendingin udara, harganya berada pada kisaran Rp 800.000 per bulan. "Sementara kita sewakan sekitar Rp 1,5 juta per bulan. Di sini, mereka bisa sharing (berbagi kamar) dengan fasilitas yang lebih lengkap seperti kolam renang dan keamanan 24 jam," jelas Subur. Patokan harga ini sudah melalui pertimbangan besaran gaji dan terjangkau pekerja non-buruh di Bekasi. Pasalnya, Upah Minimum Provinsi (UMP) Bekasi lebih tinggi daripada Jakarta. Daya belinya juga cukup bagus.
Metropolitan Park sendiri merupakan apartemen dengan empat menara yang berada di Jalan Kaliabang, Bekasi Utara. Pengembangan tahap pertama terdiri atas dua menara yaitu Paris dan Milan dengan luas lahan 1,8 hektar. Menara Paris dengan total 550 unit, sudah dipasarkan sejak Februari 2014. Sementara menara Milan akan dibuka perdana pada Maret mendatang. Tipe unit dibagi dua. Pertama, tipe studio dengan luas 20 meter persegi yang dipasarkan seharga Rp 240 juta. Untuk tipe dua kamar tidur seluas 40 meter persegi, dibanderol sekitar Rp 500 juta. "Kami rencanakan untuk menara Milan akan diserahterimakan kepada penghuni secara bertahap mulai Juli 2017," janji Wahjono. (Arimbi Ramadhiani) Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Uji Agung Santosa