Pengembang mulai garap hunian murah



JAKARTA. Para pengembang mulai merealisasikan pola hunian 1:2:3 sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 14/2016 tentang Penyelenggaran Perumahan dan Kawasan Pemukinan. Salah satunya adalah PT Ciputra Development Tbk (CTRA).

Menurut Tulus Santoso, Direktur PT Ciputra Development Tbk, komposisi proyek hunian pengembang ini masih berpola 1:1:1. Belum 1:2:3 sesuai anjuran. Artinya, setiap membangun satu rumah mewah wajib membangun dua rumah menengah dan tiga rumah kelas bawah alias rumah murah.

Namun, Ciputra mengklaim, bakal menggenjot pembangunan hunian bawah. Soalnya, prospek bisnis hunian segmen itu masih positif.


Saat ini porsi hunian murah Ciputra antara 30%-40% dari total seluruh unit hunian yang mencapai 40.000 unit. "Proyek kami sudah komplit karena terdapat hunian menengah bawah, menengah dan atas," ujar Tulus kepada KONTAN,  Jumat (6/1).

Tahun lalu, Grup Ciputra menjual proyek hunian senilai Rp 7 triliun. Sekitar Rp 1,5 triliun dari penjualan hunian menengah dan bawah. Tahun ini, Tulus  optimistis, penjualan hunian menengah bawah bisa positif. Pengembang ini akan memperbesar proyek hunian bawah yang ada di Jonggol Bogor, dan Maja Banten.

Sedangkan, PT Intiland  Development bersama pengembang lain di Real Estat Indonesia Jakarta tengah membangun rumah susun sewa di Pulogebang, Jakarta Timur.

Muhammad Nawir, Direktur Pemasaran Perum Perumnas, optimistis, merealisasikan target membangun 30.000 unit rumah murah tahun ini. Sumber dana  dari dana penyertaan modal negara (PMN) 2016 dan PMN 2015.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dupla Kartini