Pengembang properti tak optimis hadapi semester II



JAKARTA. Pengembang properti tak cukup optimistis terhadap pelonggaran loan to value (LTV) kredit properti. Mereka masih saja wait and see dalam meluncurkan proyek baru di semester II-2015.

PT Intiland Development Tbk, misalnya. Manajemen Intiland menilai pelonggaran LTV kurang bertaji di kala suku bunga pinjaman perbankan masih tinggi. Di samping itu, kebutuhan Lebaran masih membetot konsentrasi masyarakat.

Dus, Intiland baru akan menentukan sikap pasca hiruk-pikuk Lebaran usai. "Jadi, nanti sekitar Agustus kami akan melakukan tes pasar," ujar Theresia Rustandi, Corporate Secretary PT Intiland Development Tbk kepada KONTAN, (1/7).


Jika hasil tes pasar tersebut  positif, barulah Intiland meluncurkan proyek baru. Sebaliknya jika hasil negatif, perusahaan berkode DILD di Bursa Efek Indonesia itu akan menahan peluncuran proyek baru, dan mengandalkan penjualan proyek lawas.

Jika dalam semester II ini jadi meluncurkan proyek baru, Intiland berencana membikin bangunan bertingkat alias high rise building. Ini dengan mempertimbangkan sisa tabungan lahan alias landbank yang lebih banyak berada di tengah kota. Saat ini Intiland masih memiliki landbank 2.000 hektare (ha).

Andy Natanael, Managing Director PT Modernland Realty Tbk, mengatakan, bukan hanya pengembang yang wait and see. Sejatinya, konsumen juga tengah menanti wacana kebijakan lain di sektor properti menjadi kenyataan. "Karena kebijakan LTV hanya memberikan banyak dampak positif untuk rumah-rumah kecil," kata Andy. Sementara, Modernland menilai pasar properti masih mungkin bergerak di semester II ini. Namun, permintaannya lempeng alias tak agresif.

Modernland berharap masih bisa mencuil pasar terbatas di paruh kedua tahun ini. Perusahaan berkode MDLN di Bursa Efek Indonesia ini memilih mengembangkan proyek lawas, yakni meluncurkan tiga kluster anyar di proyek Jakarta Garden City.

Hingga semester I-2015, Modernland memiliki landbank 200 ha. Perusahaan ini akan membangun rumah tapak dan apartemen di atasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Uji Agung Santosa