JAKARTA. Krisis finansial global membuat beberapa pengembang berhenti melanjutkan proyek rumah susun sederhana milik (rusunami). Pasalnya suku bunga kredit konstruksi sangat tinggi sehingga membuat mereka terpaksa merumahkan pekerja kasar. Tapi beberapa pengembang ada yang memilih untuk bertahan melanjutkan proyek rusunami tersebut.Hanya saja pengembang yang memilih untuk bertahan itu pun juga sudah mulai sesak napas. Meereka pun mencoba mencari jalan alternatif supaya proyek itu tetap berjalan. Salah satunya adalah dengan mencari dana talangan ke luar negeri seperti ke China, Kuwait dan negara di Timur Tengah.Nah, salah satu pengembang yang mencari dana talangan adalah PT Graha Rayhan Tri Putra. Mereka saat ini sedang bernegosiasi untuk mendapatkan dana talangan dari investor perumahan di China. Mereka berusaha untuk mendapatkan dana talangan sekitar Rp 800 miliar. ‘’Ini untuk modal koonstruksi membangun rusunami Pancoran tujuh tower,’’ tandas Presiden direktur PT Graha Rayhan Tri Putra, Belly Saputra, Minggu, 14/12 di Jakarta.Hingga kini prosesnya masih berlangsung. Besarnya suku bunga dana talangan itu sebesar 12 %. Masih jauh lebih murah daripada suku bunga Bank Indonesia yang saat ini sebesar 16 %. ‘’Maaf kami belum bisa mengekspos lebih jauh lagi sebab proses perundingannya pun masih berjalan. Kami belum bisa memberitahukan siapa investornya,’’ tandasnya.Tapi yang jelas investor dari China itu tidak masuk sebagai pemegang saham. Mereka hanya sebatas mendanai proyek perumahan bersubsidi. Dan mereka pun juga memegang beberapa proyek rusunami di Malaysia.Hanya saja mereka sempat mempermasalahkan perolehan keuntungan perumahan bersubsidi. Pasalnya margin keuntungan perumahan bersubsidi di sini itu sekitar 20 %. Dan bagi investor margin tersebut terlalu besar, sebab selama ini margin perumahan di China itu cuma 5 %. ‘’Makanya kami berusaha menjelaskan kalau besarnya margin itu karena risiko perumahan bersubsidi di sini sangat besar. Pasalnya pengembang di sini tidak mendapatkan subsidi penuh dari pemerintah sehingga risikonya menjadi besar,’’ tandasnya.Makanya pihaknya pun mencoba untuk menegosiasikan ulang besaran keuntungan yang akan diperoleh. Akhirnya setelah melalui beberapa kali negosiasi akhirnya disepakati kalau besaran margin itu sekitar 15 %. ‘’Jadi nanti mereka akan membangun tujuh unit sekaligus di Pancoran,’’ tukasnya enggan merinci berapa lama tenor waktu pinjaman tersebut.Wakil Ketua Umum REI bidang rusunami, Muhammad Nawir bilang, langkah pengembang untuk mencari dana talangan itu, adalah urusan pengembang itu sendiri. Pasalnya REI sama sekali tidak mengkoordinasi untuk mencari dana talangan tersebut. ‘’Biasanya mereka yang mencari dana talangan itu sudah memiliki jalur ke beberapa investor di luar negeri,’’ tandasnya.Dia pun lantas mencontohkan pengembang di Sumatera Utara (Sumut) yang juga mencoba mencari dana talangan ke Kuwait Finance House. Mereka mencari dana talangan itu melalui perwakilan di Penang Malaysia. Pasalnya, lembaga ini juga membiayai proyek properti murah di Malaysia. ‘’Cuma kami tidak tahu bagaimana hasilnya,’’ katanya.Pengamat Properti Handa Sulaiman bilang, meski saat ini sedang krisis, kemungkinan untuk memperoleh dana talangan itu masih tetap ada. tapi hanya untuk proyek yang sudah jalan alias perizinannya sudah tidak ada masalah. ''Konsumennya pun sudah ada,'' tukasnya.Nah, jaminan pinjamannya itu biasanya berupa aset unit bangunan itu sendiri. Mereka tidak akan masuk ke saham. Apalagi untuk mendapatkan jaminan berupa sertifikat tanah. ''Sertifikat ini kan sudah diagunkan ke bank. dan bank pun pada dasarnya tidak ada masalah soal ini, sebab prinsipnya sama saja dengan menjual unit ke pihak lain,'' tandasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News Pengembang Rusunami Mulai Mencari Dana Talangan
Senin, 15 Desember 2008 05:59 WIB
Oleh: Ali Imron | Editor: