Pengembangan 45 pembangit listrik energi terbarukan mandek



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat, masih terdapat 45 pengembangan pembangkit ketenagalistrikan energi baru dan terbarukan (EBT) yang sebelumnya sudah melaksanakan tandantangan perjanjian jual beli listrik atau Power Purchasment Agrement (PPA), mandek di tengah jalan.

Mandeknya, lantaran 45 pembangkit itu, sampai sejauh ini dianggap masih kesulitan mencari pendanaan dari perbankan. Sehingga, sampai batas waktu yang sudah ditentukan dalam PPA itu, belum juga mencapai Financial Clossing.

Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM, Rida Mulyan menyebutkan bahwa 45 pembangkit itu sedang dievaluasi oleh PT Perusahaan Listrik Negara (PLN). Apabila dalam evalasi masih ada perkembangan, maka PPA-nya akan terus dilanjutkan.


“Kalau tidak, yam au bagaimana lagi (dicabut PPA-nya). Kan sudah dikasih jangka waktu kan,” terangnya kepada Kontan.co.id, Minggu (24/6).

Asal tahu saja, sebelumnya terdapat 70 pengembangan listrik EBT yang sudah melaksanakan tandatangan PPA pada tahun 2017. Namun sampai saat ini, baru ada empat pembangkit yang sudah masuk tahap COD.

Rida bilang, saat ini, pihaknya bekerjasama dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk menyelesaikan masalah ini. Para pengembang dari 45 pembangkit itu diminta untuk mengirimkan kesulitan-kesulitan yang dihadapi kepada OJK. Supaya, OJK memahami apa masalahnya.

“OJK mau fasilitasi, dan satu per satu diminta profilnya, dimana mereka bisa bantu dari segi keuangan. OJK sudah membuka diri, dalam waktu dengan akan ada undangan lagi untuk mempertemukan dengan mereka,” ungkapnya.

Hanya saja, sampai saat ini, masih ada beberapa perusahaan yang juga belum melaporkan profilnya kepada OJK. Rida pun telah mendapatkan laporan bahwa hal ini sedikit lambat.

“Kita juga tidak akan membiarkan, karena sayang potensinya kan,” terangnya.

Sebenarnya, kata Rida, perihal masalah pendanaan ada banyak perbankan yang berpengalaman untuk mendanai proyek EBT ini. Hanya saja, hal itu dilihat dari perusahaan apakah bonafit atau ttidak, sehingga banyak perbankan juga berfikir untuk ikut mendanai.

“Makanya masih mandek. Teman-teman catet ini di evaluasi terus. Ini mandek bukan mangkrak,” tandasnya.

Ketua Asoiasi Perusahaan Pengembang Listrik Tenaga Air (APPLTA), Riza Husni membenarkan bahwa OJK akan ikut membantu. Hanya saja, sesuai dengan PPA yang sudah dilakukan, ia beranggapan bahwa proyek tersebut tetap tidak bankable terkecuali ada paksaan atau government guarantee.

“Solusinya Menteri ESDM harusnya punya keinginan meninggalkan legacy yang baik untuk EBT. Jangan arogansi never serve anyone,” ungkapnya kepada Kontan.co.id, Minggu (24/6).

Adapun juga, kata Riza, saat ini memang tidak ada bank yang mau karena tidak menarik, Kalaupun OJK dan Kementerian ESDM mau untuk memaksa pihak bank, kata Riza, ini merupakan tindakan yang tidak baik dan jadi beban pemerintah.

“Ada empat yang bisa pendanaan karena didukung grup usaha besar. Sisanya tidak ada yang dapat pendanaan,” tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sofyan Hidayat