Pengembangan Blok Migas Warim Papua Menemui Sejumlah Tantangan, Ini Salah Satunya



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menyatakan, saat ini pengembangan Wilayah Kerja (WK) Warim di Papua masih menghadapi sejumlah tantangan.

WK Migas yang digadang-gadang memiliki potensi sumber daya lebih besar dari Blok Masela ini akan dilelang jika proses studi sudah rampung.

Deputi Eksplorasi, Pengembangan, dan Manajemen Wilayah Kerja SKK Migas Benny Lubiantara menyatakan, saat ini sebagian area Warim yang bersinggungan dengan kawasan Taman Nasional Lorentz atau hutan konservasi, izin eksplorasinya sedang diurus ke pemerintah.


“Sedang diurus ya, khususnya terkait dengan KLHK karena hutan lindung. Potensi (migas) lumayan nanti kita lihat bagaimana kemudahan-kemudahannya,” jelasnya ditemui di Hotel Sultan, Rabu (31/5) lalu.

Jika proses izin dari KLHK sudah selesai, maka akan segera dilaksanakan kegiatan joint study di area Warim. Setelah itu, blok migas tersebut akan segera dilelang.

“Iya lelang, harus studi dahulu baru lelang. Kan cari data dulu baru bisa dilelang,” ujar Benny.

Baca Juga: SKK Migas Meminta Dispensasi Pengembangan Warim ke Pemerintah

Sebelumnya, Kepala Divisi Eksplorasi, Lingkungan Deputi Eksplorasi, Pengembangan dan Manajemen Wilayah Kerja SKK Migas Sunjaya Eka Saputra menyatakan, pihaknya sudah mengirimkan surat ke KLHK untuk mendapatkan dispensasi dalam melakukan pengembangan di Warim.

Dia bilang, tidak semua area Warim masuk ke dalam wilayah Taman Nasional Lorentz. Setelah pengecualian khusus sudah didapatkan, SKK Migas akan langsung mengkomunikasikannya pada calon investor yang berniat masuk ke Warim.

Sunjaya mengemukakan, masih ada sejumlah tantangan besar yang harus dihadapi KKKS dalam mengelola Warim. Dari segi operasional sangat menantang karena adanya risiko penyakit Malaria dan ada sejumlah daerah yang menjadi tempat aktif penembakan.

“Di sana lagi kami asses keamanannya, ada tim yang melaksanakannya. Apakah feasible atau tidak untuk dilakukan pengembangan di sana,” terangnya dalam diskusi media yang diselenggarakan SKK Migas, Rabu (17/5).

Berdasarkan diskusi yang telah berjalan dengan beberapa investor, SKK Migas akan mengarahkan pengembangan  pada area yang keamanannya cukup baik.

“Ada beberapa daerah red zone yang tidak usah digarap. Kita masuk ke yang lebih aman saja,” tandasnya.

Baca Juga: Ini Wilayah yang Memiliki Potensi Cadangan Migas Jumbo

Dalam catatan sebelumnya, Kementerian ESDM tengah memfokuskan pengembangan eksplorasi mgas di 5 area, salah satunya Warim Basin yang berlokasi di Papua. Potensi migas di cekungan  ini dianggap cukup besar dan diperkirakan melebihi Blok Masela di Maluku.

Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Tutuka Ariadji menyatakan, terdapat tantangan dalam pengembangan Warim, seperti letaknya yang berdekatan dengan Taman Nasional. Lorentz. Pemerintah saat ini mencoba menghitung kembali potensinya di luar taman tersebut.  

“Kita coba approach di luar taman, masih besar apa nggak itu yang besaran target kita,” ujar Tutuka.

Kementerian ESDM bekerja sama dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan untuk menyelesaikan kendala ini.

Selain Warim, Pemerintah juga memfokuskan diri pada pengembangan cekungan migas di Buton, Warin, Aru dan Timor yang berlokasi di bagian timur Indonesia. Saat ini, Indonesia memiliki 70 cekungan yang belum dieksplorasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto