KONTAN.CO.ID - YOGYAKARTA. Pemanfaatan Energi Baru Terbarukan (EBT) membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Dalam hitung-hitungan PT Perusahaan Listrik Negara (PLN), kebutuhan biaya untuk mendorong pemanfaatan EBT mencapai US$ 500 miliar. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengungkapkan, ada kebutuhan penambahan pembangkit mencapai 200 Giga Watt (GW) demi mencapai target Net Zero Emission (NZE) pada 2060 mendatang. "Saya di sini menyampaikan bahwa PLN tidak bisa melakukan ini sendiri. Satu-satunya cara adalah melalui kolaborasi, regulasi, strategi, penerapan teknologi dan modal," ungkap Darmawan dalam International Seminar: Renewable Energy Technology as Driver for Indonesia's De-Dieselization, Rabu (23/3).
Pengembangan EBT Butuh US$ 500 Miliar, Ini Kata PLN
KONTAN.CO.ID - YOGYAKARTA. Pemanfaatan Energi Baru Terbarukan (EBT) membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Dalam hitung-hitungan PT Perusahaan Listrik Negara (PLN), kebutuhan biaya untuk mendorong pemanfaatan EBT mencapai US$ 500 miliar. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengungkapkan, ada kebutuhan penambahan pembangkit mencapai 200 Giga Watt (GW) demi mencapai target Net Zero Emission (NZE) pada 2060 mendatang. "Saya di sini menyampaikan bahwa PLN tidak bisa melakukan ini sendiri. Satu-satunya cara adalah melalui kolaborasi, regulasi, strategi, penerapan teknologi dan modal," ungkap Darmawan dalam International Seminar: Renewable Energy Technology as Driver for Indonesia's De-Dieselization, Rabu (23/3).