JAKARTA. PT PLN (Persero) memulai pengembangan unit gas PLTGU Tanjung Priok mulai hari ini. Ditargetkan, pengembangan unit gas dapat menambah daya sebesar 740 MW dari kapasitas terpasang PLTU Tanjung Priok saat ini sebesar 1.290 MW.Direktur Utama PLN Fahmi Mochtar menargetkan, pembangkit yang menjadi bagian dari sistem Jawa Madura Bali tersebut dapat selesai pada Desember 2011. Dengan kontraktor utama Mitsubishi Corporation, dan sub kontraktor PT Wijaya Karya, PT Wasamitra, Areva dan PT SSP.Menurutnya, pinjaman untuk proyek diperoleh PLN dari JBIC dengan porsi 43,192 miliar yen, US$ 43,837 juta, 21,670 juta poundsterling dan Rp 505,545 miliar. "Pinjaman dari JBIC sendiri ditandatangani 31 Maret 2004 antara pemerintah Jepang dan Indonesia. Dengan masa pinjaman 40 tahun termasuk gracing period sepuluh tahun," kata Fahmi, Rabu (6/5).Sementara dengan pihak Mitsubishi penandatanganan kontrak pengerjaan dilakukan pada 6 Desember 2008 dan dikerjakan dalam 31 bulan, sehingga ditargetkan bisa operasi komersil akhir 2011.PLN, menurut Fahmi, akan terus memperbanyak porsi pembangkitnya yang menggunakan gas. Maklum saja, harga gas jelas lebih murah ketimbang harga bahan bakar minyak atau batubara yang biasa digunakan PLN untuk mengoperasikan pembangkitnya.Asal tahu saja, total konsumsi gas PLTGU Tanjung Priok ketika mulai beroperasi nanti mencapai 200 MMSCFD. Dalam hitungan Fahmi, PLN dapat menghemat US$ 787,5 juta per tahun setara Rp 8,5 triliun dengan asumsi harga gas US$ 5 per MMBTU sementara harga BBM US$ 6 per liter pada kurs Rp 10.750 per dolar. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Pengembangan Gasifikasi PLTGU Tanjung Priok Dimulai
JAKARTA. PT PLN (Persero) memulai pengembangan unit gas PLTGU Tanjung Priok mulai hari ini. Ditargetkan, pengembangan unit gas dapat menambah daya sebesar 740 MW dari kapasitas terpasang PLTU Tanjung Priok saat ini sebesar 1.290 MW.Direktur Utama PLN Fahmi Mochtar menargetkan, pembangkit yang menjadi bagian dari sistem Jawa Madura Bali tersebut dapat selesai pada Desember 2011. Dengan kontraktor utama Mitsubishi Corporation, dan sub kontraktor PT Wijaya Karya, PT Wasamitra, Areva dan PT SSP.Menurutnya, pinjaman untuk proyek diperoleh PLN dari JBIC dengan porsi 43,192 miliar yen, US$ 43,837 juta, 21,670 juta poundsterling dan Rp 505,545 miliar. "Pinjaman dari JBIC sendiri ditandatangani 31 Maret 2004 antara pemerintah Jepang dan Indonesia. Dengan masa pinjaman 40 tahun termasuk gracing period sepuluh tahun," kata Fahmi, Rabu (6/5).Sementara dengan pihak Mitsubishi penandatanganan kontrak pengerjaan dilakukan pada 6 Desember 2008 dan dikerjakan dalam 31 bulan, sehingga ditargetkan bisa operasi komersil akhir 2011.PLN, menurut Fahmi, akan terus memperbanyak porsi pembangkitnya yang menggunakan gas. Maklum saja, harga gas jelas lebih murah ketimbang harga bahan bakar minyak atau batubara yang biasa digunakan PLN untuk mengoperasikan pembangkitnya.Asal tahu saja, total konsumsi gas PLTGU Tanjung Priok ketika mulai beroperasi nanti mencapai 200 MMSCFD. Dalam hitungan Fahmi, PLN dapat menghemat US$ 787,5 juta per tahun setara Rp 8,5 triliun dengan asumsi harga gas US$ 5 per MMBTU sementara harga BBM US$ 6 per liter pada kurs Rp 10.750 per dolar. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News