JAKARTA. Indonesia masih kesulitan mengembangkan produk kayu lantaran minimnya dukungan dari negara-negara anggota ASEAN lainnya. Tengok saja, sejak 2003 tidak banyak kebijakan untuk pengembangan industri produk kayu di kawasan ASEAN. Padahal, kayu merupakan salah satu dari 11 produk unggulan ASEAN.Indonesia sebagai koordinator produk kayu dan bertugas untuk melakukan koordniasi pertemuan, pembahasan hingga penyusunan kebijakan bersama ASEAN, mengeluhkan pastisipasi dari negara anggota lainnya dalam proses pembuatan kebijakan. Kebijakan tersebut penting untuk peningkatan daya saing produk kayu di kawasan ASEAN.“Kesepakatan kebijakan ASEAN untuk produk kayu tidak bisa dibikin karena forum yang tidak kuorum,” kata Iman Pambagyo, Direktur Kerjasama Regional di Jakarta, Kamis (19/8). Iman menyebutkan, produk kayu tersebut merupakan salah satu produk yang disepakati sebagai produk unggulan ASEAN dalam rangka kerja sama ASEAN Economic Community tahun 2015 nanti. Iman menjelaskan, masalah itu sebenarnya bersumber dari kepentingan dari negara ASEAN lainnya yang memang tidak banyak memiliki industri produk kayu. “Misalkan produk kayu dari kertas, hanya beberapa negara ASEAN saja yang memproduksinya; salah satunya kita,” terang Iman. Sementara negara ASEAN yang tidak memproduksi cenderung mengabaikan pertemuan pembahasan untuk pengembangan produk kayu tersebut.Karena tidak banyak menghasilkan kebijakan bersama, maka pengembangan produk kayu di kawasan ASEAN tidak banyak kemajuan. Padahal, sejak tahun 2003 silam ASEAN sudah sepakat produk kayu sebagai produk unggulan dari wilayah ASEAN yang mesti ditingkatkan promosinya termasuk kinerja ekspornya ke luar anggota ASEAN.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Pengembangan produk kayu ASEAN jalan di tempat
JAKARTA. Indonesia masih kesulitan mengembangkan produk kayu lantaran minimnya dukungan dari negara-negara anggota ASEAN lainnya. Tengok saja, sejak 2003 tidak banyak kebijakan untuk pengembangan industri produk kayu di kawasan ASEAN. Padahal, kayu merupakan salah satu dari 11 produk unggulan ASEAN.Indonesia sebagai koordinator produk kayu dan bertugas untuk melakukan koordniasi pertemuan, pembahasan hingga penyusunan kebijakan bersama ASEAN, mengeluhkan pastisipasi dari negara anggota lainnya dalam proses pembuatan kebijakan. Kebijakan tersebut penting untuk peningkatan daya saing produk kayu di kawasan ASEAN.“Kesepakatan kebijakan ASEAN untuk produk kayu tidak bisa dibikin karena forum yang tidak kuorum,” kata Iman Pambagyo, Direktur Kerjasama Regional di Jakarta, Kamis (19/8). Iman menyebutkan, produk kayu tersebut merupakan salah satu produk yang disepakati sebagai produk unggulan ASEAN dalam rangka kerja sama ASEAN Economic Community tahun 2015 nanti. Iman menjelaskan, masalah itu sebenarnya bersumber dari kepentingan dari negara ASEAN lainnya yang memang tidak banyak memiliki industri produk kayu. “Misalkan produk kayu dari kertas, hanya beberapa negara ASEAN saja yang memproduksinya; salah satunya kita,” terang Iman. Sementara negara ASEAN yang tidak memproduksi cenderung mengabaikan pertemuan pembahasan untuk pengembangan produk kayu tersebut.Karena tidak banyak menghasilkan kebijakan bersama, maka pengembangan produk kayu di kawasan ASEAN tidak banyak kemajuan. Padahal, sejak tahun 2003 silam ASEAN sudah sepakat produk kayu sebagai produk unggulan dari wilayah ASEAN yang mesti ditingkatkan promosinya termasuk kinerja ekspornya ke luar anggota ASEAN.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News