KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pengembangan PT Tuban Petrochemical Industries (TubanPetro) bersama sejumlah anak usaha diyakini akan berkontribusi signifikan mendorong kemandirian industri di dalam negeri, sehingga tidak bergantung pada produk impor. Sekaligus juga akan mampu menekan defisit neraca perdagangan. Sebagai catatan, akibat tingginya impor petrokimia tahun 2020 sebesar US$7 miliar dengan volume 7,33 juta ton, menyumbang defisit terhadap neraca perdagangan sebesar hampir US$5 miliar. Produk yang banyak diimpor adalah etilena, benzene, toluene, propilena dan silena serta polietilena, polipropilena yang merupakan bahan baku industri plastik. Direktur Jenderal Kekayaan Negara Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Rionald Silaban menjelaskan, agar defisit secara perlahan dapat terus dikurangi, pemerintah terus mendorong pengembangan di TubanPetro.
Pengembangan TubanPetro Didorong Agar Mampu Tekan Defisit Neraca Perdagangan
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pengembangan PT Tuban Petrochemical Industries (TubanPetro) bersama sejumlah anak usaha diyakini akan berkontribusi signifikan mendorong kemandirian industri di dalam negeri, sehingga tidak bergantung pada produk impor. Sekaligus juga akan mampu menekan defisit neraca perdagangan. Sebagai catatan, akibat tingginya impor petrokimia tahun 2020 sebesar US$7 miliar dengan volume 7,33 juta ton, menyumbang defisit terhadap neraca perdagangan sebesar hampir US$5 miliar. Produk yang banyak diimpor adalah etilena, benzene, toluene, propilena dan silena serta polietilena, polipropilena yang merupakan bahan baku industri plastik. Direktur Jenderal Kekayaan Negara Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Rionald Silaban menjelaskan, agar defisit secara perlahan dapat terus dikurangi, pemerintah terus mendorong pengembangan di TubanPetro.