KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pahami arti Deflasi yang sedang menjadi pembahasan di media sosial. Beberapa waktu terakhir ini Indonesia justru menunjukkan fenomena deflasi. Melansir dari laman Kontan.co,id. Data Indeks Harga Konsumen (IHK) mencatatkan deflasi dalam lima bulan beruntun atau sejak Mei hingga September 2024. Pada September 2024, deflasi tercatat sebesar 0,12% secara bulanan atau month to month (mtm). Lalu, apa itu fenomena Deflasi pada ekonomi Indonesia? Simak penjelasan berikut ini.
Pengertian Deflasi
- "Macroeconomics" karya N. Gregory Mankiw, sebuah buku yang memberikan penjelasan mendalam tentang deflasi dalam konteks ekonomi makro, termasuk dampaknya terhadap tingkat pengangguran dan pertumbuhan ekonomi.
- "Deflation: What Happens When Prices Fall" oleh Chris Farrell. Buku ini mengeksplorasi dampak deflasi pada ekonomi secara keseluruhan, menjelaskan bagaimana harga yang terus menurun dapat menimbulkan risiko resesi.
Penyebab Deflasi
Ada beberapa penyebab deflasi adalah1. Penurunan Permintaan Agregat
Salah satu penyebab utama deflasi adalah penurunan permintaan agregat (total permintaan barang dan jasa dalam perekonomian). Ketika konsumen mengurangi belanja atau investasi, produsen menghadapi kesulitan untuk menjual produk mereka, sehingga harga barang dan jasa cenderung turun. Penurunan permintaan agregat ini dapat dipicu oleh berbagai faktor seperti krisis keuangan, penurunan pendapatan, atau ekspektasi negatif terhadap ekonomi masa depan. Baca Juga: Sri Mulyani Optimistis Ekonomi Tumbuh di Atas 5% di Kuartal II-20242. Kebijakan Moneter yang Ketat
Kebijakan moneter yang terlalu ketat atau kesulitan dalam meningkatkan likuiditas di pasar dapat menyebabkan deflasi. Suku bunga yang tinggi dapat menghambat investasi dan konsumsi, sehingga memperlambat aktivitas ekonomi. Bank sentral mungkin mencoba menekan inflasi dengan menaikkan suku bunga, namun dalam kondisi tertentu, hal ini justru dapat mendorong deflasi.3. Kelebihan Produksi
Produksi yang melebihi permintaan dapat menyebabkan penurunan harga barang secara signifikan. Misalnya, jika ada terlalu banyak barang yang diproduksi tanpa adanya permintaan yang cukup, harga akan turun seiring dengan upaya produsen untuk menjual persediaan mereka. Hal ini sering terjadi pada sektor manufaktur atau komoditas.4. Penguatan Nilai Mata Uang
Ketika mata uang suatu negara mengalami apresiasi yang signifikan, barang dan jasa di dalam negeri menjadi lebih mahal bagi konsumen internasional. Ini dapat menyebabkan penurunan ekspor dan pada akhirnya menurunkan permintaan domestik, memicu penurunan harga. Penguatan mata uang juga dapat mengurangi harga impor, yang lebih lanjut menekan harga dalam negeri. Baca Juga: Sri Mulyani Optimistis Ekonomi Tumbuh di Atas 5% di Kuartal II-2024Dampak deflasi terhadap negara
Fenomena deflasi membawa beberapa dampak, baik dampak positif maupun negatif. Merangkum dari situs OCBC NISP, dampak yang timbul akibat deflasi yakni. Berikut adalah parafrase dari poin-poin dampak positif dan negatif yang disebutkan:1. Dampak Positif
Nah, adanya deflasi masyarakat akan terbantu dengan situasi ini.- Masyarakat bisa menikmati harga barang yang lebih terjangkau.
- Warga terbiasa untuk mengelola pengeluaran dengan lebih bijak.
- Kekuatan nilai tukar rupiah mengalami peningkatan.
- Kesadaran akan pentingnya menabung semakin meningkat di kalangan masyarakat untuk mencukupi kebutuhan di masa depan.
Baca Juga: Sri Mulyani Optimistis Ekonomi Tumbuh di Atas 5% di Kuartal II-2024
2. Dampak Negatif
Kemudian, ada juga beberapa dampak negatif bagi beberapa pelaku usaha.- Terjadi peningkatan angka pengangguran karena perusahaan menerapkan pemutusan hubungan kerja (PHK) secara masif.
- Pendapatan pelaku usaha menurun akibat penurunan harga produk.
- Banyak pelaku usaha yang mengalami kesulitan dalam melunasi cicilan kredit di bank karena mengalami kerugian.
- Penerimaan pajak negara menurun karena penurunan pendapatan masyarakat, yang berpengaruh pada penurunan cadangan devisa negara.
- Perekonomian mengalami kontraksi dan perlambatan yang berpotensi menyebabkan resesi.
- Produksi barang berkurang akibat lemahnya permintaan dan rendahnya daya beli, yang berdampak pada pengurangan tenaga kerja.
- Investor mulai menarik investasinya karena aktivitas perdagangan yang lesu.