Penggabungan IndiHome ke Telkomsel Jadi Penopang Terbesar Telkom (TLKM)



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penggabungan IndiHome ke tubuh PT Telekomunikasi Selular alias Telkomsel menjadi penanda dimulainya babak baru bagi PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) untuk terjun di layanan Fixed Mobile Convergence (FMC).

Direktur Keuangan Telkom Indonesia Heri Supriadi menyebutkan kehadiran FMC akan memperkuat posisi Telkomsel sebagai kontributor terbesar di Telkom Grup hingga 80% di tahun ini.  

"Sebagai bisnis konsumer, Telkomsel memberikan layanan seluler, broadband hingga fixed wireless access sehingga bisa berkontribusi sekitar 80% secara konsolidasi," kata dia dalam konferensi pers di Telkom Landmark Tower, Selasa (27/6). 


Baca Juga: Telkom Resmi Integrasikan IndiHome ke Telkomsel, Percepat Konektivitas Digital

Berdasarkan info memo TLKM per kuartal I-2023, Telkomsel membukukan pendapatan sebesar Rp 21,49 triliun atau tumbuh 1,1% secara tahunan. Raihan tersebut berkontribusi 59,45% dari pendapatan TLKM. 

Per 31 Maret 2023, IndiHome mencatatkan pendapatan sebesar Rp 7,2  triliun atau tumbuh 5% secara tahunan. Dengan begitu, IndiHome berkontribusi 19,9% dari pendapatan Grup Telkom. 

Selain pendorong peningkatan pendapatan, penggabungan IndiHome ke Telkomsel ini juga dapat membantu TLKM untuk menekan cost atau beban biaya. Selain itu, proses investasi yang dilakukan Telkom Grup lebih terintegrasi dan efisien. 

"Di sisi lain, kami mengidentifikasi atas Telkom Grup akan mendapatkan efisiensi biaya. Begitu juga dengan investasi yang terintegrasi dan lebih efisien," papar Heri. 

Baca Juga: Tok! IndiHome Resmi Bergabung ke Telkomsel Mulai 1 Juli 2023

Adapun sinergi FMC ini diproyeksikan meningkatkan EBITDA sebesar Rp 5 triliun hingga Rp 6 triliun setiap tahun mulai dari 2027. TLKM juga dapat menghemat belanja modal sekitar Rp 300 miliar–Rp 400 miliar. 

Pertumbuhan nilai sinergi Telkomsel dan IndiHome diproyeksikan meningkat dari Rp 500 pada 2023 menjadi Rp 5,6 triliun pada 2023. Kemudian proforma Telkomsel pasca FMC bisa melonjak dari Rp 118,5 triliun di 2023 menjadi Rp 140,3 triliun di 2027.

Direktur Utama Telkom Indonesia Ririek Adriansyah menyampaikan optimistis kehadiran  FMC ini diharapkan bisa meningkatkan penetrasi dari segmen broadband di masyarakat. 

"Dengan FMC ini segmen broadband akan ada kombinasi dengan fiber optic dan fixed broadband diharapkan penetrasi broadband Telkom akan bisa terus bertambah," ucap Ririek. 

Baca Juga: Saham Telekomunikasi Punya Prospek Positif, Simak Rekomendasi dari Maybank Sekuritas

Equity Research Analyst Ciptadana Sekuritas Asia Gani mencermati Penggabungan FMC merupakan jalan bagi TLKM untuk melakukan cross selling dan akuisisi pelanggan existing Telkomsel ke layanan IndiHome. 

"Selain itu keuntungan terbesar bagi TLKM ialah efisiensi belanja modal (capex) dan biaya operasional (opex) di masa yang akan datang dalam beberapa tahun ke depan," tulis Gani dalam risetnya 23 Juni 2023. 

Adapun Ciptadana Sekuritas Asia memproyeksikan pendapatan TLKM di 2023 bisa mencapai Rp 153,61 triliun. Laba bersih TLKM diramal bisa mencapai level Rp 26,26 triliun.

Ciptadana Sekuritas Asia merekomendasikan beli TLKM dengan target harga Rp 5.000. TLKM menutup perdagangan Selasa (27/6) dengan menguat 0,25% atau naik Rp 10 ke posisi Rp 4.000 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati