Penggabungan OCBC dan Commonwealth Ditarget Rampung 1 September 2024, Ini Jadwalnya



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Proses penggabungan antara PT Bank OCBC NISP Tbk (NISP) dengan PT Bank Commonwealth segera mendekati tahap akhir. Kedua bank ini direncanakan efektif bergabung pada 1 September 2024.

Mengutip keterbukaan informasi Selasa (11/6), dua bank ini akan melakukan beberapa hal dalam beberapa bulan ini. Sebelum, keduanya resmi bergabung pada tanggal yang sudah direncanakan tersebut.

Paling dekat, pada 25 Juni 2024 merupakan batas waktu bagi kreditur masing-masing bank yang menjadi peserta penggabungan ini untuk mengajukan keberatan atas rencana penggabungan tersebut.


Baca Juga: Merger OCBC NISP dan Commonwealth Ditargetkan Rampung Pada 1 September 2024

Selanjutnya, baik OCBC dan Commonwealth akan melaksanakan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 2 Agustus 2024. Di mana, 10 Juli 2024 menjadi tanggal terakhir pencatatan pemegang saham dalam Daftar Pemegang Saham OCBC yang berhak hadir dalam RUPSLB OCBC, dan yang mempunyai hak untuk menjual sahamnya.

Dalam RUPSLB OCBC, OCBC akan meminta persetujuan dari para pemegang saham OCBC atas mata acara antara lain, yaitu rencana Penggabungan OCBC dengan PTBC beserta dokumen transaksi yang diperlukan, termasuk dokumen Rancangan Penggabungan dan konsep Akta Penggabungan antara OCBC dan PTBC.

Setelah RUPSLB kedua bank tersebut menyetujui aksi penggabungan tersebut, langkah selanjutnya adalah menunggu persetujuan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) atas penggabungan tersebut. Adapun, agendanya surat persetujuan tersebut keluar pada 22 Agustus 2024.

Baca Juga: Akuisisi Commonwealth oleh OCBC NISP Tuntas, Perbankan Sedang Berproses

Dengan asumsi bahwa tidak terdapat pemegang saham OCBC yang tidak setuju atas rencana Penggabungan dan menjual saham miliknya, maka struktur permodalan dan susunan pemegang saham OCBC setelah Tanggal Efektif Penggabungan tidak akan mengalami perubahan. 

Di mana, OCBC Overseas Investments Pte tetap menjadi pemegang saham pengendali dengan porsi kepemilikan sebesar 85,078%. Di mana, jumlah saham yang digenggam sebanyak 19,52 miliar saham atau senilai Rp 2,44 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi