JAKARTA. PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) akan menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa hari ini, Selasa (20/9). Manajemen rencananya meminta restu pemegang saham untuk menggabungkan usaha dengan PT Meadow Indonesia (MI). MI merupakan pemegang saham mayoritas (98,15%) LPPF. Induk MI, yaitu Meadow Asia Company Limited dan Asia Color Company Ltd mengusulkan agar setiap kepemilikan saham MI akan setara dengan 6.846,94 saham Matahari. Ini agar tidak terjadi dilusi kepemilikan saham atau perubahan modal setelah penggabungan. Namun, penggabungan ini akan mempengaruhi neraca Matahari. Pinjaman dari LPPF kepada MI sebesar Rp 2,85 triliun berikut bunganya sebesar Rp 329,42 miliar tereliminasi. Ini akan membuat aset LPPF turun. Bukan itu saja. Setelah penggabungan, liabilitas LPPF bakal naik karena mengambil alih pinjaman MI dari PT Matahari Pacific sebesar Rp 1 triliun plus bunganya Rp 112,03 miliar. Dalam surat yang ditujukan kepada Bursa Efek Indonesia (19/9), manajemen mengungkapkan, penurunan aset dan peningkatan liabilitas diperkirakan tidak sebanding dengan pembebasan royalti LPPF pada MI. Manajemen menghitung, penggabungan ini berpotensi menurunkan laba bersih LPPF. Sekadar informasi, dari catatan KONTAN, royalti LPPF pada MI memang jauh lebih kecil, hanya Rp 19,23 miliar sepanjang tahun 2010. Sampai saat ini manajemen belum merilis laporan keuangan tengah tahun. Namun, kinerja tiga bulan pertama tahun ini masih baik. Perusahaan membukukan kenaikan penjualan 13,73% menjadi Rp 881,27 miliar dibanding periode yang sama tahun lalu. Laba bersih juga naik 48,27% menjadi Rp 118,59 miliar. Per akhir Maret 2011, aset LPPF sebesar Rp 4,85 triliun, dengan liabilitas sebesar Rp 3,66 triliun dan ekuitas Rp 1,19 triliun. Dalam hitungan sementara, debt to equitiy ratio (DER) perusahaan sebesar 3,08 kali.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Penggabungan usaha bakal bebani keuangan LPPF
JAKARTA. PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) akan menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa hari ini, Selasa (20/9). Manajemen rencananya meminta restu pemegang saham untuk menggabungkan usaha dengan PT Meadow Indonesia (MI). MI merupakan pemegang saham mayoritas (98,15%) LPPF. Induk MI, yaitu Meadow Asia Company Limited dan Asia Color Company Ltd mengusulkan agar setiap kepemilikan saham MI akan setara dengan 6.846,94 saham Matahari. Ini agar tidak terjadi dilusi kepemilikan saham atau perubahan modal setelah penggabungan. Namun, penggabungan ini akan mempengaruhi neraca Matahari. Pinjaman dari LPPF kepada MI sebesar Rp 2,85 triliun berikut bunganya sebesar Rp 329,42 miliar tereliminasi. Ini akan membuat aset LPPF turun. Bukan itu saja. Setelah penggabungan, liabilitas LPPF bakal naik karena mengambil alih pinjaman MI dari PT Matahari Pacific sebesar Rp 1 triliun plus bunganya Rp 112,03 miliar. Dalam surat yang ditujukan kepada Bursa Efek Indonesia (19/9), manajemen mengungkapkan, penurunan aset dan peningkatan liabilitas diperkirakan tidak sebanding dengan pembebasan royalti LPPF pada MI. Manajemen menghitung, penggabungan ini berpotensi menurunkan laba bersih LPPF. Sekadar informasi, dari catatan KONTAN, royalti LPPF pada MI memang jauh lebih kecil, hanya Rp 19,23 miliar sepanjang tahun 2010. Sampai saat ini manajemen belum merilis laporan keuangan tengah tahun. Namun, kinerja tiga bulan pertama tahun ini masih baik. Perusahaan membukukan kenaikan penjualan 13,73% menjadi Rp 881,27 miliar dibanding periode yang sama tahun lalu. Laba bersih juga naik 48,27% menjadi Rp 118,59 miliar. Per akhir Maret 2011, aset LPPF sebesar Rp 4,85 triliun, dengan liabilitas sebesar Rp 3,66 triliun dan ekuitas Rp 1,19 triliun. Dalam hitungan sementara, debt to equitiy ratio (DER) perusahaan sebesar 3,08 kali.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News