Penggalangan Dana Lewat Pasar Modal Diproyeksikan Positif pada 2024



 

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tren penggalangan dana lewat pasar modal diproyeksikan masih akan semarak pada 2024. Ini sejalan dengan sentimen positif yang masih akan menyelimuti pasar modal dalam negeri. 

Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Mahendra Siregar menyampaikan penghimpunan dana di pasar modal melalui penawaran umum terus meningkat. Ini tercermin dari capaian sepanjang 2023.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melaporkan total penghimpunan dana melalui pasar modal mencapai Rp 255,21 triliun. Angka itu jauh di atas target yang dicanangkan sebesar Rp 200 triliun. 


Baca Juga: Saham Asri Karya (ASLI) Catat Oversubscribed Lebih dari 70 Kali Selama Masa IPO

OJK telah mengeluarkan surat pertanyaan efektif atas pernyataan pendaftaran dalam rangka penawaran umum 222 penawaran di 2023. Dari 222 kegiatan itu, 80 di antaranya merupakan perusahaan baru. 

Sejalan dengan itu, Bursa Efek Indonesia (BEI) melaporkan ada 79 perusahaan yang telah mencatatkan saham di Bursa dengan dana yang telah dihimpun mencapai Rp 54,14 triliun per 29 Desember 2023. 

Kemudian ada 60 perusahaan yang telah menerbitkan Efek Bersifat Utang/Sukuk (EBUS) dengan 120 emisi senilai Rp 127 triliun pada 2023. Terakhir ada 28 emiten yang telah melakukan rights issue sebesar Rp 51,4 triliun. 

Direktur Utama Bursa Efek Indonesia Iman Rachman menuturkan pihaknya optimistis dapat mencapai target yang lebih tinggi di 2024. Mulai dari peningkatan likuiditas hingga pencatatan efek baru. 

Baca Juga: Segera IPO, Multi Spunindo (MSJA) Patok Harga Rp 300 Per Saham

"BEI dengan dukungan seluruh stakeholders di pasar modal optimistis dapat mencapai target yang lebih tinggi dibandingkan 2023," ucap Iman belum lama ini. 

BEI menargetkan akan ada 230 pencatatan penerbitan efek seluruh instrumen sepanjang 2024. Target tersebut lebih tinggi 30 efek dari 2022 yang hanya 200 efek. 

Target penerbitan efek itu meliputi efek saham, obligasi korporasi baru,  Exchange Traded Fund (ETF), Dana Investasi Real Estate (DIRE), Efek Beragun Aset (EBA) dan waran terstruktur.

Iman bilang BEI akan terus penyelenggaraan kegiatan sosialisasi, one-on-one meeting, serta workshop yang mayoritas sudah rutin dilaksanakan secara virtual.

BEI telah mengantongi 30 rencana penawaran umum perdana saham alias Initial Public Offering (IPO). Jika tidak ada aral melintang 30 calon emiten itu akan menggelar IPO pada 2024.

Sementara itu, masih ada 13 emisi dari 10 penerbit EBUS di pipeline BEI. Kemudian masih ada 24 emiten yang akan menggelar rights issue. 

Baca Juga: Inflasi AS Juni 2023 Terendah dalam 2 Tahun, Bisa Berdampak Positif di Pasar Modal RI

Direktur Investment Banking MNC Sekuritas Hary Herdiyanto menilai obligasi masih menarik bagi investor karena pada saat suku bunga tinggi penerbit surat utang akan menawarkan bunga yang atraktif. 

Selain itu, surat utang juga bisa menjadi safe haven untuk investasi di tengah gejolak politik dan ekonomi global saat ini. Namun menurutnya, menerbitkan surat utang dengan bunga atraktif tidak mudah. 

"Karena itu IPO ekuitas juga masih akan diminati khususnya perusahaan skala menengah," kata Hary kepada Kontan, Kamis (4/1). 

Setali tiga uang, Direktur Utama RHB Sekuritas Thomas Nugroho menyebut potensi penggalangan dana di Indonesia pada tahun ini diperkirakan akan tetap positif, meskipun suku bunga masih di level tertinggi. 

Baca Juga: Tren Dana Kelolaan Menurun, Manajer Investasi Optimis Pasar Reksadana Tetap Positif

"BEI juga menargetkan 62 perusahaan melakukan IPO di 2024, seharusnya penggalangan dana lewat IPO seharusnya masih positif," jelas dia. 

Secara sekilas Thomas melihat tahun ini ada sejumlah obligasi korporasi yang akan jatuh tempo dengan sekitar nilai Rp 20 triliun. Dia memproyeksikan penerbitan obligasi korporasi juga akan meningkat sekitar Rp 20 triliun. 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli