JAKARTA. Nilai tukar yen (JPY) keok di hadapan sejumlah mata uang utama dunia. Otot yen mengendur setelah Bank Sentral Jepang (BoJ) mempertahankan stimulus moneter. Mengutip Bloomberg, Jumat (19/12), pairing USD/JPY naik 0,56% dari hari sebelumnya menjadi 119,50. Pasangan EUR/JPY naik 0,10% ke level 146,15. Lalu, pairing GBP/JPY naik 0,22% ke posisi 186,62. Akhir pekan lalu, Gubernur BoJ Haruhiko Kuroda, melanjutkan pelonggaran moneter, dengan basis moneter tahunan sebesar ¥ 80 triliun. BoJ kian sulit mengangkat inflasi ke level 2% di tengah pelemahan harga minyak. Pelaku pasar pun bereaksi negatif, dengan melepas yen. Apalagi, data pertumbuhan aktivitas industri Jepang pada November minus 0,1%. Angka ini meleset dari ekspektasi pasar, yaitu tumbuh 0,2%. Nizar Hilmi, analis SoeGee Futures, mengatakan, sentimen tersebut menjatuhkan JPY di hadapan USD. Apalagi, perekonomian Amerika Serikat (AS) lebih stabil, meskipun belum ada kepastian kenaikan suku bunga The Fed. "Pasar menilai, kapan pun The Fed mengerek suku bunga, kebijakan tersebut tetap lebih unggul ketimbang BoJ," ujarnya.
Penggelontoran stimulus karamkan yen
JAKARTA. Nilai tukar yen (JPY) keok di hadapan sejumlah mata uang utama dunia. Otot yen mengendur setelah Bank Sentral Jepang (BoJ) mempertahankan stimulus moneter. Mengutip Bloomberg, Jumat (19/12), pairing USD/JPY naik 0,56% dari hari sebelumnya menjadi 119,50. Pasangan EUR/JPY naik 0,10% ke level 146,15. Lalu, pairing GBP/JPY naik 0,22% ke posisi 186,62. Akhir pekan lalu, Gubernur BoJ Haruhiko Kuroda, melanjutkan pelonggaran moneter, dengan basis moneter tahunan sebesar ¥ 80 triliun. BoJ kian sulit mengangkat inflasi ke level 2% di tengah pelemahan harga minyak. Pelaku pasar pun bereaksi negatif, dengan melepas yen. Apalagi, data pertumbuhan aktivitas industri Jepang pada November minus 0,1%. Angka ini meleset dari ekspektasi pasar, yaitu tumbuh 0,2%. Nizar Hilmi, analis SoeGee Futures, mengatakan, sentimen tersebut menjatuhkan JPY di hadapan USD. Apalagi, perekonomian Amerika Serikat (AS) lebih stabil, meskipun belum ada kepastian kenaikan suku bunga The Fed. "Pasar menilai, kapan pun The Fed mengerek suku bunga, kebijakan tersebut tetap lebih unggul ketimbang BoJ," ujarnya.