KONTAN.CO.ID - Ketua Persatuan Pengusaha Penggilingan Padi dan Beras Indonesia (Perpadi) Sutarto Alimoeso mengungkapkan, telah menerima laporan beberapa penggilingan yang telah memasok beras untuk Perusahaan Umum Badan Usaha Logistik (Perum Bulog).

"Beberapa penggilingan sudah mengirimkan untuk Bulog, tapi ada juga yang belum," ujar Sutarto kepada KONTAN (10/8).

Penggilingan yang belum memasok beras pada Bulog memiliki berbagai faktor. Salah satunya Sutarto menjelaskan bahwa terdapat kecenderungan untuk pemenuhan pasar sekitar terlebih dahulu. Setelah kebutuhan beras bagi pasar sekitar penggilingan terpenuhi barulah penggilingan akan memberikan pasokan kepada Bulog.

Mengenai menahan beras hasil penggilingan karena harga naik, Sutarto bilang hal tersebut perlu dilihat lebih jauh. Namun, beras dari penggilingan saat ini sudah dibeli dengan fleksibitas harga 10%. Harga beli beras dari penggilingan menjadi Rp 8.030 per kilogram (kg) sebelumnya Rp 7.300 per kg.

Banyaknya serapan juga perlu melihat realisasi di lapangan selama beberapa hari ke depan. Sutarto bilang, umumnya saat ini beberapa daerah sudah memasuki masa panen. Namun, biasanya panen pada musim kedua jumlahnya lebih sedikit.

Faktor cuaca menjadi salah satu penyebab menurunnya produksi beras. Faktor lainnya adalah kecenderungan menyimpan gabah sebagai persediaan saat masa paceklik. Gabah dapat disimpan lebih lama karena kualitasnya lebih baik.

Selain itu ada pula kecenderungan kenaikan harga sebagai dampak dari menurunnya produksi. Meski begitu kenaikan harga bisa juga disebabkan oleh kualitas yang baik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto