KONTAN.CO.ID-JAKARTA. PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) memproyeksikan penghematan impor LPG mencapai Rp 468 miliar per tahun melalui pemanfaatan 1 juta sambungan jaringan gas (jargas). Implementasi jargas rumah tangga pun dinilai sejalan dengan target swasembada energi di mana Indonesia semakin mandiri dalam hal pemenuhan energi dengan memanfaatkan sumber domestik. Direktur Perencanaan dan Pembangunan Infrastruktur Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM Laode Sulaeman mengatakan, jargas dapat membantu mengurangi subsidi dan impor energi.
Subsidi energi juga bisa menjadi lebih tepat sasaran dan memperbaiki
current devisa negara, mendukung pertumbuhan ekonomi masyarakat dan penyerapan tenaga kerja selama pembangunan jargas berlangsung. Sedangkan bagi masyarakat, jargas dapat menikmati energi yang praktis, aman, dan hemat. "Jargas dapat membantu menurunkan impor yang selama ini membebani," ujar Laode dalam keterangan pers, Jumat (1/11).
Baca Juga: Tekan Subsidi Energi, PGN Paparkan Strategi Pengembangan Jargas Nasional Direktur Sinkronisasi Urusan Pemerintahan Daerah I - Ditjen Bina Pembangunan Daerah Kemendagri, Gunawan Eko Movianto menegaskan dukungan Kemendagri untuk menjembatani kepentingan pemerintah daerah dengan pengembangan jargas. "Kemendagri mendukung pembangunan jargas untuk swasembada energi agar kita dapat memanfaatkan kekayaan alam domestik bekerjasama bersama seluruh
stakeholder dengan eksekusi bertanggungjawab penting untuk dilaksanakan," ujarnya. Direktur Strategi dan Pengembangan Bisnis PGN Rosa Permata Sari mengungkapkan, PGN menyambut baik dukungan dari berbagai
stakeholder yang harapannya menjadi stimulus ke depan dalam pengembangan jargas. Estimasi pengurangan Import LPG dari pengelolaan jargas eksisiting PGN saat ini mencapai 84.000 Ton per Tahun dan pengurangan Subsidi Rp 468 Miliar per Tahun per 1 juta sambungan rumah tangga. Angka ini tentu akan terus bertambah seiring dengan pertumbuhan jargas yang diakselesari secara bersama-sama oleh pihak-pihak terkait. "Dibutuhkan penyelarasan bauran energi di wilayah jargas dengan bahan bakar subtitusi, khususnya LPG bersubsidi untuk optimalisasi program Jargas, serta meningkatkan keberminatan pelanggan," ungkap Rosa.
Baca Juga: PGN Jamin Ketersediaan Pasokan Gas dan Rencana Pemenuhan Kebutuhan Industri Sementara itu, Direktur Eksekutif Reforminer Institute Komaidi Notonegoro menjelaskan, pemanfaatan jargas diperlukan untuk mendukung komitmen lingkungan yang bersih dan mencapai target penghematan devisa.
"Komitmen untuk membangun jargas penting dan nurani dalam pengelolaan energi nasional penting untuk rakyat. Selain itu, dalam konteks geopolitik, ketika timur tengah goyang, maka 50 % pasokan migas dapat terganggu. Jargas akan jadi salah satu solusi menjaga ketahanan energi nasional," jelas Komaidi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Putri Werdiningsih