JAKARTA. Keputusan pasar keuangan Singapura untuk menggunakan kurs referensi Jakarta (Jakarta Interbank Spot Dollar Rate/JISDOR) yang difasilitasi Bank Indonesia (BI) sebagai acuan nilai tukar rupiah di pasar keuangan negara tersebut dinilai berdampak positif bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia.Analis Senior Departemen Pengelolaan Moneter BI Marwoto mengatakan, bank sentral berharap digunakannya kurs referensi Jakarta bisa meningkatkan kepercayaan investor asing yang akan menanamkan modalnya di Indonesia."Kita berharap dengan adanya rate yang kredibel, investor akan mudah masuk ke sini. Mereka akan lebih yakin kalau masuk Indonesia rate-nya sudah pasti, sehingga akan memudahkan investasi asing masuk ke sini, baik di portofolio maupun sektor riil," kata Marwoto di Bandung, Jawa Barat, Sabtu (22/2/2014).Dengan adanya acuan nilai tukar yang stabil, tidak hanya modal saja yang akan masuk, akan tetapi pertumbuhan ekonomi pun diyakini akan terbantu perbaikannya."Dengan adanya rate yang stabil akan memberikan kepastian untuk berusaha, kepastian untui investasi. Itu nanti akan memberikan sumbangan yang besar ke pertumbuhan ekonomi kita dan kestabilan moneter kita," ujar dia.Marwoto menjelaskan, sebelum memutuskan untuk menggunakan kurs referensi Jakarta, Monetary Authority of Singapore (MAS) beserta ABS Benchmarks Administration Co Pte. Ltd. (ABS Co) dan The Singapore Foreign Exchange Markets Committee (SFEMC) telah meminta masukan soal kredibilitas JISDOR yang difasilitasi BI.Kedua pihak tersebut meminta masukan lantaran otoritas moneter Singapura menemukan indikasi spekulasi dan aksi manipulasi di pasar NDF Singapura. “Kita dimintai masukan terkait kredibilitas JISDOR. Kita bilang kalau JISDOR itu rate yang terjadi saat itu dan berlaku di pasar keuangan Indonesia,” paparnya. (Sakina Rakhma Diah Setiawan)Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Penggunaan kurs Jisdor bakal genjot investasi
JAKARTA. Keputusan pasar keuangan Singapura untuk menggunakan kurs referensi Jakarta (Jakarta Interbank Spot Dollar Rate/JISDOR) yang difasilitasi Bank Indonesia (BI) sebagai acuan nilai tukar rupiah di pasar keuangan negara tersebut dinilai berdampak positif bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia.Analis Senior Departemen Pengelolaan Moneter BI Marwoto mengatakan, bank sentral berharap digunakannya kurs referensi Jakarta bisa meningkatkan kepercayaan investor asing yang akan menanamkan modalnya di Indonesia."Kita berharap dengan adanya rate yang kredibel, investor akan mudah masuk ke sini. Mereka akan lebih yakin kalau masuk Indonesia rate-nya sudah pasti, sehingga akan memudahkan investasi asing masuk ke sini, baik di portofolio maupun sektor riil," kata Marwoto di Bandung, Jawa Barat, Sabtu (22/2/2014).Dengan adanya acuan nilai tukar yang stabil, tidak hanya modal saja yang akan masuk, akan tetapi pertumbuhan ekonomi pun diyakini akan terbantu perbaikannya."Dengan adanya rate yang stabil akan memberikan kepastian untuk berusaha, kepastian untui investasi. Itu nanti akan memberikan sumbangan yang besar ke pertumbuhan ekonomi kita dan kestabilan moneter kita," ujar dia.Marwoto menjelaskan, sebelum memutuskan untuk menggunakan kurs referensi Jakarta, Monetary Authority of Singapore (MAS) beserta ABS Benchmarks Administration Co Pte. Ltd. (ABS Co) dan The Singapore Foreign Exchange Markets Committee (SFEMC) telah meminta masukan soal kredibilitas JISDOR yang difasilitasi BI.Kedua pihak tersebut meminta masukan lantaran otoritas moneter Singapura menemukan indikasi spekulasi dan aksi manipulasi di pasar NDF Singapura. “Kita dimintai masukan terkait kredibilitas JISDOR. Kita bilang kalau JISDOR itu rate yang terjadi saat itu dan berlaku di pasar keuangan Indonesia,” paparnya. (Sakina Rakhma Diah Setiawan)Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News