KONTAN.CO.ID - MOJOKERTO. Monosodium Glautamat (MSG) atau lebih dikenal dengan istilah vetsin (micin) merupakan salah satu bahan makanan paling dikenal dan menjadi kontroversi. Terutama seputaran isu kesehatan dan keamanan. Banyak anggapan, usai menyantap makanan dengan bahan tambahan MSG menimbulkan gejala rasa kebas di belakang leher, tubuh menjadi lemas, serta jantung berdebar-debar. Lalu benarkah demikian? dr Johanes Chandrawinata, MND, SpGK, spesialis gizi klinik Melinda Hospital menjelaskan MSG sering dituding penyebab berbagai penyakit terutama Chinese Restaurant Syndrome (CRS) seperti, rasa haus, pusing, sakit kepala dan lain-lain.
Bagaimana perihal MSG dengan penyakit kanker? dr Johanes menuturkan isu kanker tersebut muncul lantaran akibat penelitian MSG pada tikus. Di mana, pada tikus tersebut disuntikkan cairan MSG. “Penelitian ini tidak bisa sebagai gambaran penggunaan MSG sehari-hari pada manusia. Tidak tepat sekali itu penelitian tersebut karena penggunaan MSG sehari-hai pada manusia hanya sebagai bumbu masak,” paparnya. Lebih lanjut, dr Johanes menegaskan MSG sudah dinyatakan aman oleh berbagai lembaga kesehatan dunia. MSG boleh digunakan secukupnya dan status aman MSG juga sudah dinyatakan oleh FDA (Food Drug Administration). Terlepas isu kesehatan, MSG memiliki sejumlah kegunaan. Mulai dari memperkuat rasa pada makanan, menambah total intensitas rasa pada makanan, mempertinggi karakteristik rasa tertentu pada makanan dalam hal kontinuitas dan lain-lainnya. Dalam penelitian Susan Schiffman menunjukkan penggunaan penguat rasa MSG dalam makanan untuk pasien di rumah sakit menghasilkan konsumsi kalori 10% lebih banyak daripada makanan yang tidak ditambahkan MSG.