Penggunaan obligasi BLTA diinvestigasi



JAKARTA. Masalah PT Berlian Laju Tanker Tbk (BLTA) tak kunjung usai. Setelah terancam pailit dan tren negatif industri pelayaran, tercium indikasi penyelewengan penggunaan dana obligasi BLTA IV tahun 2009.

Berdasarkan laporan keuangan per 31 Desember 2013, manajemen menyatakan, telah menggelar Rapat Umum Pemegang Obligasi (RUPO) pada 20 Agustus 2014. Nah, RUPO tersebut memutuskan audit investigasi sehubungan penggunaan dana obligasi.

Lembaga auditor independen, PricewaterhouseCoopers (PwC), sebagai auditor yang menelaah penggunaan dana obligasi tersebut mulai tahun buku 2009-Juli 2014. PT Samitra Artha Laksita dan PT Artha Lumina Capital, sebagai pemegang obligasi, menanggung seluruh biaya audit investigasi, Bank CIMB Niaga, selaku wali amanat obligasi BLTA 2009, diberi kuasa meminta seluruh dana dan informasi ke manajemen BLTA.


Sayang, manajemen BLTA menutup rapat proses investigasi tersebut. "Masalah masih dalam tahap awal dan manajemen belum dapat memperkirakan dampak akhir proses tersebut," tulis Siana Anggraeni Surya, Direktur Utami BLTA dalam laporan keuangan. Hingga berita ini ditulis, manajemen BLTA belum merespons pertanyaan KONTAN mengenai detail objek investigasi. Fitri Rachmawati, Sekretaris Perusahaan BLTA, belum menjawab pertanyaan KONTAN ke surat elektroniknya.

Sementara Antonius Joenoes Supit, Komisaris Independen BLTA, juga enggan berkomentar banyak. "Saya baru menjabat, daripada nanti salah, lebih baik tidak komentar terlebih dahulu," kata Antonius pada KONTAN. Pada 10 Juli 2014, Antonius telah ditunjuk sebagai Komite Audit BLTA. Obligasi BLTA IV nilainya Rp 400 miliar.

Seri A telah dilunasi sebesar Rp 60 miliar. Sementara dua seri lain B dan C diperpanjang hingga 2023. Pada 22 Maret 2013, Pengadilan Negeri Jakarta Pusat memang telah mengabulkan Permohonan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU). Poin utama restrukturisasi itu jangka waktu pembayaran obligasi dan sukuk ijarah diperpanjang maksimal 10 tahun.

Selain obligasi IV 2009, BLTA juga harus restrukturisasi obligasi seri III 2007 yang nilainya Rp 700 miliar.  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Avanty Nurdiana