JAKARTA. Ide menghentikan pembayaran bunga obligasi rekapitalisasi menuai protes dari kalangan bankir. Para pengelola bank ini meminta DPR berhati-hati mengambil keputusan karena bisa memicu kegaduhan di pasar keuangan. Ketua Umum Perhimpunan Bank-Bank Umum Nasional (Perbanas), Sigit Pramono, mengatakan penerbitan obligasi rekapitalisasi merupakan keputusan politik untuk merespons krisis 1997-1998. "Saat itu yang masuk ke bank hanya kertas, bukan uang. Tetapi pemerintah mendapatkan saham. Sebagai ganti, pemerintah membayar bunga," ujarnya, Selasa (29/1). Menurut Sigit ada tiga hal yang harus dipertimbangkan DPR sebelum memutuskan masalah bunga obligasi rekapitalisasi. Pertama, persepsi investor pada pemerintah. Pasar bisa mengartikan, kebijakan ini sebagai bentuk pembatalan perjanjian secara sepihak. Investor bisa merasa tidak nyaman dengan wanprestasi semacam ini. Ujung-ujungnya dana lari ke luar negeri dan stabilitas ekonomi terganggu.
Penghapusan bunga obligasi menuai protes bankir
JAKARTA. Ide menghentikan pembayaran bunga obligasi rekapitalisasi menuai protes dari kalangan bankir. Para pengelola bank ini meminta DPR berhati-hati mengambil keputusan karena bisa memicu kegaduhan di pasar keuangan. Ketua Umum Perhimpunan Bank-Bank Umum Nasional (Perbanas), Sigit Pramono, mengatakan penerbitan obligasi rekapitalisasi merupakan keputusan politik untuk merespons krisis 1997-1998. "Saat itu yang masuk ke bank hanya kertas, bukan uang. Tetapi pemerintah mendapatkan saham. Sebagai ganti, pemerintah membayar bunga," ujarnya, Selasa (29/1). Menurut Sigit ada tiga hal yang harus dipertimbangkan DPR sebelum memutuskan masalah bunga obligasi rekapitalisasi. Pertama, persepsi investor pada pemerintah. Pasar bisa mengartikan, kebijakan ini sebagai bentuk pembatalan perjanjian secara sepihak. Investor bisa merasa tidak nyaman dengan wanprestasi semacam ini. Ujung-ujungnya dana lari ke luar negeri dan stabilitas ekonomi terganggu.