Penghapusan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) oleh pemerintah nyatanya tak serta merta melegakan kalangan industri. Di mata pelaku usaha, kebijakan tersebut justru tak banyak berdampak terhadap perusahaan mereka. Misalnya, PT Midea Planet Indonesia. Manajemen produsen elektronik peralatan rumah tangga asal China ini menyatakan sebagian besar produknya tidak terkena patokan kebijakan penghapusan PPnBM. “Memang ada beberapa produk kita yang melampaui atau terkena PPnBM, tetapi sebagian besar itu tidak terkena karena harganya di bawah dari patokan kebijakan PPnBM,” ujar Jino Sugianto, Presiden Direktur Midea Planet Indonesia kepada Kontan. Menurut Jino, dampak penghapusan PPnBM tidak terlalu besar mengingat hanya produk seperti AC inverter atau produk jenis inverter lainnya yang harganya dua kali lipat dari harga standar. Itu pun populasi konsumen dari produk inverter masih tergolong kecil. Serupa dengan Midea, Vice President PT Samsung Electronics Indonesia, Lee Kang Hyun menuturkan, penghapusan PpnBM tidak begitu berdampak malah akan membebani pengusaha dengan adanya kenaikan pajak penghasilan (PPh) impor sebesar 10%. “Jujur saja kebijakan ini sangat berat. Pertanyaannya, meski PPnBM dihapus, masih mampukah importir jujur bersaing dengan importir ilegal? Apa kebijakan baru PPnBM bisa mengurangi barang impor ilegal? Bisa menurunkan harga barang? Apakah PPh 22 bisa mengurangi importir ilegal? Jadi itu sebenarnya bukan kebijakan yang bagus. Hanya memberikan keberatan kepada perusahaan,” papar Kang Hyun. Dari industri alat musik, Toien Bernadhie Radix pemilik Radix Guitars Indonesia juga menilai, kebijakan penghapusan PPnBM sama sekali tidak berdampak bagi mereka. Justru pelemahan rupiah terhadap dollar AS lah yang menjadi jadi faktor penentu.
Penghapusan PPnBM tak banyak manfaat
Penghapusan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) oleh pemerintah nyatanya tak serta merta melegakan kalangan industri. Di mata pelaku usaha, kebijakan tersebut justru tak banyak berdampak terhadap perusahaan mereka. Misalnya, PT Midea Planet Indonesia. Manajemen produsen elektronik peralatan rumah tangga asal China ini menyatakan sebagian besar produknya tidak terkena patokan kebijakan penghapusan PPnBM. “Memang ada beberapa produk kita yang melampaui atau terkena PPnBM, tetapi sebagian besar itu tidak terkena karena harganya di bawah dari patokan kebijakan PPnBM,” ujar Jino Sugianto, Presiden Direktur Midea Planet Indonesia kepada Kontan. Menurut Jino, dampak penghapusan PPnBM tidak terlalu besar mengingat hanya produk seperti AC inverter atau produk jenis inverter lainnya yang harganya dua kali lipat dari harga standar. Itu pun populasi konsumen dari produk inverter masih tergolong kecil. Serupa dengan Midea, Vice President PT Samsung Electronics Indonesia, Lee Kang Hyun menuturkan, penghapusan PpnBM tidak begitu berdampak malah akan membebani pengusaha dengan adanya kenaikan pajak penghasilan (PPh) impor sebesar 10%. “Jujur saja kebijakan ini sangat berat. Pertanyaannya, meski PPnBM dihapus, masih mampukah importir jujur bersaing dengan importir ilegal? Apa kebijakan baru PPnBM bisa mengurangi barang impor ilegal? Bisa menurunkan harga barang? Apakah PPh 22 bisa mengurangi importir ilegal? Jadi itu sebenarnya bukan kebijakan yang bagus. Hanya memberikan keberatan kepada perusahaan,” papar Kang Hyun. Dari industri alat musik, Toien Bernadhie Radix pemilik Radix Guitars Indonesia juga menilai, kebijakan penghapusan PPnBM sama sekali tidak berdampak bagi mereka. Justru pelemahan rupiah terhadap dollar AS lah yang menjadi jadi faktor penentu.