Penghasilan konsumen untuk cicilan dan belanja naik, tapi tipis



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kenaikan penghasilan pada survei konsumen yang dilakukan oleh Bank Indonesia (BI) Mei 2018 mendorong konsumen meningkatkan konsumsi atau berbelanja. Sebab, porsi pendapatan yang digunakan untuk pembayaran cicilan dan konsumsi juga mengalami peningkatan.

Berdasarkan hasil survei BI pula, rata-rata rasio cicilan terhadap pendapatan (debt service to income ratio) naik menjadi 14,2% pada bulan Mei 2018, dibanding bulan sebelumnya yang sebesar 13,9% atau naik tipis 0,3% poin.

Begitu juga dengan porsi pendapatan responden yang digunakan untuk konsumsi (average propensity to consume ratio) yang naik menjadi 66,1%, dibanding bulan sebelumya sebesar 66% Artinya, kenaikannya juga tipis hanya 0,1% poin.


Sedangkan, "Porsi pendapatan konsumen yang disimpan (saving to income ratio) Mei 2018 menurun dari 20% menjadi 19,6% dari bulan sebelumnya sebesar 20%," bunyi laporan hasil survei konsumen yang dikutip Kontan.co.id dari situs resmi BI, Rabu (6/6).

Sayangnya, peningkatan porsi konsumsi terhadap pendapatan terjadi pada konsumen kelas menengah, yaitu dengan penghasilan di atas 5 juta per bulan. Sementara porsi konsumsi terhadap pendapatan konsumen dengan penghasilan Rp 1 juta-Rp 4 juta menurun.

Sebaliknya, porsi cicilan terhadap pendapatan yang naik, terjadi pada konsumen dengan penghasilan Rp 1 juta-Rp 4 juta. Pada kelompok penghasilan di atas Rp 5 juta, porsi cicilannya justru menurun.

Namun konsumen memperkirakan, pengeluaran konsumsi pada tiga bulan ke depan akan kembali meningkat. "Terutama kebutuhan makanan yang bertepatan dengan momen Idul Adha," bunyi laporan itu lagi.

Sementara pada enam bulan ke depan, responden memperkirakan adanya peningkatan jumlah tabungan yang disertai dengan penurunan jumlah utang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto