JAKARTA. Meskipun sudah bekerja membanting tulang, acapkali kita merasa penghasilan yang kita terima selalu keteteran menutup kebutuhan sehari-hari. Bahkan, tak jarang gaji cuma mampir sejenak di rekening. Belum sampai separuh bulan terlampaui, saldo tabungan sudah melompong. Jika pengalaman tersebut juga menimpa Anda, ada dua penyebab yang mungkin menjadi pemicunya. Pertama, bisa jadi gaji Anda memang terlalu kecil ketimbang kebutuhan Anda sehari-hari. Atau, kedua, hidup Anda terlampau boros. Memang, kebutuhan hidup antara satu orang dengan yang lain tidak sama. Namun, menurut beberapa perencana keuangan, ada beberapa ukuran yang bisa Anda gunakan untuk menakar apakah penghasilan kita sudah ideal atau belum. Pertama, penghasilan yang Anda terima harus bisa menutupi biaya hidup (living cost) utama. Biaya hidup ini mencakup pemenuhan sandang, pangan, papan, komunikasi, transportasi, dan perawatan diri. Muhammad Andoko, perencana keuangan dari One Consulting, mengatakan pengeluaran untuk memenuhi living cost sebaiknya tidak melebihi 30% dari total penghasilan Anda. Mike Rini, perencana keuangan dari MRE Financial & Bussines Advisory menambahkan, Anda harus menghitung biaya hidup secara detail. “Perihal kebutuhan makan, misalnya, Anda harus menghitung pengeluaran tiga kali makan dalam sehari selama satu bulan penuh,” ujar dia. Begitu pula terhadap kebutuhan makan dan susu anak, seandainya Anda sudah berkeluarga. Anda harus menghitung anggaran per bulan yang Anda butuhkan secara perinci. Kebutuhan uang untuk belanja pakaian juga harus Anda cermati. Jika Anda rutin berbelanja pakaian untuk diri sendiri maupun anggota keluarga, masukkan pos ini dalam hitungan pengeluaran biaya hidup. Komponen biaya hidup lain adalah tempat tinggal. Bila Anda belum memiliki rumah, hitung ongkos untuk menyewa tempat tinggal. Kalau sudah memiliki rumah sendiri, biaya perawatan rumah harus Anda masukkan dalam hitungan ini. Selanjutnya, jangan lupakan kebutuhan transportasi. Kalau sudah memiliki kendaraan, silakan hitung ongkos untuk membeli bensin, ganti oli, serta kebutuhan perawatan kendaraan. Jika tidak memiliki kendaraan, berarti Anda harus menyiapkan anggaran angkutan umum. Selain menghitung ongkos transportasi sendiri, Anda juga kudu memperhitungkan ongkos transportasi sehari-hari keluarga, misalnya antar jemput sekolah anak. Pos lain yang bisa Anda hitung sebagai biaya hidup adalah dana untuk komunikasi, mencakup pulsa telepon maupun langganan akses internet.
Penghasilan terlalu tipis atau gaya hidup boros?
JAKARTA. Meskipun sudah bekerja membanting tulang, acapkali kita merasa penghasilan yang kita terima selalu keteteran menutup kebutuhan sehari-hari. Bahkan, tak jarang gaji cuma mampir sejenak di rekening. Belum sampai separuh bulan terlampaui, saldo tabungan sudah melompong. Jika pengalaman tersebut juga menimpa Anda, ada dua penyebab yang mungkin menjadi pemicunya. Pertama, bisa jadi gaji Anda memang terlalu kecil ketimbang kebutuhan Anda sehari-hari. Atau, kedua, hidup Anda terlampau boros. Memang, kebutuhan hidup antara satu orang dengan yang lain tidak sama. Namun, menurut beberapa perencana keuangan, ada beberapa ukuran yang bisa Anda gunakan untuk menakar apakah penghasilan kita sudah ideal atau belum. Pertama, penghasilan yang Anda terima harus bisa menutupi biaya hidup (living cost) utama. Biaya hidup ini mencakup pemenuhan sandang, pangan, papan, komunikasi, transportasi, dan perawatan diri. Muhammad Andoko, perencana keuangan dari One Consulting, mengatakan pengeluaran untuk memenuhi living cost sebaiknya tidak melebihi 30% dari total penghasilan Anda. Mike Rini, perencana keuangan dari MRE Financial & Bussines Advisory menambahkan, Anda harus menghitung biaya hidup secara detail. “Perihal kebutuhan makan, misalnya, Anda harus menghitung pengeluaran tiga kali makan dalam sehari selama satu bulan penuh,” ujar dia. Begitu pula terhadap kebutuhan makan dan susu anak, seandainya Anda sudah berkeluarga. Anda harus menghitung anggaran per bulan yang Anda butuhkan secara perinci. Kebutuhan uang untuk belanja pakaian juga harus Anda cermati. Jika Anda rutin berbelanja pakaian untuk diri sendiri maupun anggota keluarga, masukkan pos ini dalam hitungan pengeluaran biaya hidup. Komponen biaya hidup lain adalah tempat tinggal. Bila Anda belum memiliki rumah, hitung ongkos untuk menyewa tempat tinggal. Kalau sudah memiliki rumah sendiri, biaya perawatan rumah harus Anda masukkan dalam hitungan ini. Selanjutnya, jangan lupakan kebutuhan transportasi. Kalau sudah memiliki kendaraan, silakan hitung ongkos untuk membeli bensin, ganti oli, serta kebutuhan perawatan kendaraan. Jika tidak memiliki kendaraan, berarti Anda harus menyiapkan anggaran angkutan umum. Selain menghitung ongkos transportasi sendiri, Anda juga kudu memperhitungkan ongkos transportasi sehari-hari keluarga, misalnya antar jemput sekolah anak. Pos lain yang bisa Anda hitung sebagai biaya hidup adalah dana untuk komunikasi, mencakup pulsa telepon maupun langganan akses internet.