KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan modal ventura kian rajin menyuntikkan dana ke perusahaan rintisan (
startups) berbasis digital. Meskipun demikian, bukan berarti perusahaan modal ventura tidak selektif dalam memberikan dana investasinya. Sekada informasi, tercatat 104 startup Indonesia yang memperoleh pendanaan sepanjang enam bulan pertama di tahun 2021. Total pendanaan yang diterima pun telah mencapai US$ 3,8 miliar. Ketua Asosiasi Modal Ventura untuk Startup Indonesia (Amvesindo) Jefri R.Sirait mengatakan selama ini ada beberapa kriteria khusus yang dimiliki perusahaan modal ventura sebelum berinvestasi. Kriteria utama ialah sektor startups yang sekiranya bisa mengikuti tren saat ini.
Jika melihat hasil riset yang dilakukan oleh Scale PR, sektor Financial teknologi (fintek), logistik, dan e-commerce menjadi tiga sektor andalan dan paling banyak dilirik bagi investor. Terlihat dari besarnya jumlah startups dan pendanaan yang mengalir di sektor tersebut.
Baca Juga: Jumlah fintech lending menyusut drastis, apa masalahnya? “Tapi dilihat juga apakah sektor tersebut sudah penuh dan pemainnya banyak, itu berarti sudah mainstream. Namun, tetap tren juga masih mempengaruhi,” ujar Jeffri. Tak hanya itu, ekosistem dari bisnis startups juga menjadi perhatian bagi para perusahaan modal ventura. Menurut Jeffri, jika ekosistem yang ada sudah mendukung dari bisnis tersebut akan membuat banyak investor tertarik. “Karena semakin ekosistemnya kuat, tentu akan lebih mudah buat siapapun termasuk para startup untuk melakukan scale up sehingga akan menghasilkan juga untuk investor,” imbuhnya. VP of Investments MDI Ventures Aldi Adrian Hartanto menambahkan, sebelum memulai proses pendanaan, founder harus setidaknya sudah memiliki produk dan initial traction agar ada yang dapat ditunjukkan ke investor. Selama ini, anak usaha Telkom Indonesia ini mencari perusahaan yang memiliki founder berpengalaman dan tepat untuk mengeksekusi ide bisnis yang memberikan solusi untuk masalah bernilai miliaran dollar dengan memanfaatkan teknologi untuk memberikan solusi yang efisien dan produktif. Untuk mempercepat proses pendanaan, Aldi juga menyarankan agar para founder bisa melakukan due diligence baik ke startup nya sendiri maupun investor. Misalnya, founder sudah mengetahui informasi terkait investor yang dituju mengingat setiap investor memiliki preferensi yang berbeda. “Setelah founder sudah mengetahui hal2 tersebut, maka diharapkan proses pendanaan dapat lebih cepat dan efisien sehingga founder tidak terlalu terdistraksi untuk terus mengembangkan bisnis nya,” ujar Aldi. Asal tahu saja, MDI Ventures tahun ini telah menyiapkan total dana secara agregat sekitar US$ 150 juta dengan secara grup telah berinvestasi ke lebih dari 20 perusahaan di tahun ini. “Diharapkan dapat menambah sekitar 5 hingga 10 companies lagi hingga akhir tahun 2021 yang saat ini sudah di dalam tahap final due diligence,” imbuhnya.
Baca Juga: Harga minyak WTI melambung ke level tertinggi sejak 2014 Darryl Ratulangi, Managing Direktur OCBC NISP Ventura (ONV) pun juga membagikan tipsnya untuk para pemilik startups yang sedang mencari pendanaan agar bisa memahami market dan kompetisi di industri yang sedang dijalani sehingga dapat membuat proposisi unik untuk memenangkan market tersebut. “Hal tersebut diperlukan agar dapat memenangkan market share di industri yang sedang mengalami pertumbuhan pesat,” jelasnya. Di tengah potensi besar pada pertumbuhan ekonomi digital Indonesia, ONV masih menjalankan prinsip kehati-hatian termasuk dalam memilih start-up. Rencananya, ONV masih akan melakukan 2-3 investasi lagi sebelum akhir tahun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Hasbi Maulana