Pengiriman Boeing Capai Level Tertinggi Sejak Maret 2019



KONTAN.CO.ID - DETROIT. Produsen pesawat Boeing Co telah mengirimkan 51 pesawat pada bulan Juni 2022, menambah penghitungan pengiriman pesawat pada paruh pertama menjadi 216 unit. Berdasarkan data perusahaan, pesanan kiriman tersebut naik 38% secara tahunan.

Mengutip Reuters, Rabu (13/7), pengiriman pada Juni telah melampaui target, yang biasanya di kisaran 50 pesawat, termasuk 49 MAX, di mana 48 pesawat di antaranya dijual kepada pelanggan yang namanya enggan diungkap. Dan satu-satunya pembeli publik adalah American Airlines.

Tentu, ini merupakan rekor baru untuk pertama kalinya sejak Maret 2019. Disusul, 43 Boeing 737 MAX, yang juga mulai pulih dari krisis selama hampir dua tahun. 


Meskipun meningkat dalam penjualan, rupanya Boeing juga melakukan pembatalan untuk pemesanan 35 pesawat pada bulan Juni. Ini erat kaitannya dengan restrukturisasi maskapai, termasuk 29 pesawat yang awalnya diperuntukkan bagi Norwegian Air.

Baca Juga: Airbus Naikan Target Pengiriman Pesawat Hemat Bahan Bakar

Secara total selama paruh pertama tahun ini, produsen pesawat ini telah mengantongi 286 unit pesanan, dan masih dalam katergori pesanan kotor. 

Dari jumlah tersebut, sebanyak 100 unit pesanan pesawat dibatalkan, sehingga total pesanan bersihnya menjadi 186 unit. 

Kenaikan jumlah pesanan pesawat yang positif masih dibayang-bayangi ketidakpastian ke depannya. Beberapa sumber industri mengatakan produksi MAX bulanan menyentuh target 31 pesawat tetapi belum stabil pada tingkat itu. Sebab masih ada hambatan dalam rantai pasokan.

Tak hanya unit pesawat, enam pesawat kargo komersial berbadan lebar juga masuk dalam pengiriman di bulan Juni lalu. Sayangnya, pengiriman pesawat jarak jauh telah dihentikan selama satu tahun karena regulator yang mengikat dalam mengatasi permasalahan produksi.

Meskipun demikian, Boeing juga diuntungkan dari lusinan pesawat yang dikeluarkan dari limbo dan sudah tercatat dalam daftar pesanan yang diharapkan bisa dipenuhi oleh pihak Boeing untuk memulihkan transaksi.

Setelah mengambil total enam bulan, 19 pesawat tidak mungkin dipenuhi jika disaring dari standar akuntansi. Hingga kini, backlog Boeing yang tidak terkirim setelah penyesuaian akuntansi reguler ini mencapai 4.239 unit pada akhir Juni.

Baca Juga: Negara Suntik Rp 7,5 Triliun Untuk Garuda, Boeing cs Jadi Pemegang Saham GIAA

Selain Boeing, pesaingnya Airbus Eropa juga membukukan 259 pesanan bersih setelah pembatalan di paruh pertama, naik tajam dari tahun sebelumnya.

Editor: Herlina Kartika Dewi