Pengiriman vaksin Covid-19 terhenti, Komisi Eropa akan perkarakan AstraZeneca



KONTAN.CO.ID - BRUSSELS. Konflik yang terjadi antara Uni Eropa (UE) dan pemasok vaksin Covid-19, AstraZeneca rupanya belum berakhir. Terbaru, Komisi Eropa sedang mempersiapkan proses hukum setelah AstraZeneca menghentikan pengiriman vaksin Covid-19 ke Uni Eropa.

Sebelumnya, konflik antara UE dengan AstraZeneca terjadi terkait keamanan dari vaksin tersebut. Di beberapa negara UE menemukan adanya kasus pembekuan darah yang terjadi setelah mendapatkan vaksin AstraZeneca. Belanda juga mengalami kasus serupa yang terjadi pada orang-orang dewasa.

Langkah hukum terbaru tersebut menandai langkah lebih lanjut dalam rencana UE untuk memutuskan hubungan dengan perusahaan AstraZeneca setelah berulang kali memotong pasokan ke blok tersebut yang berkontribusi pada penundaan besar dalam peluncuran vaksin di Eropa.


"Negara-negara Uni Eropa harus memutuskan apakah mereka (akan) berpartisipasi. Ini tentang pemenuhan pengiriman pada akhir kuartal kedua," kata salah satu pejabat Uni Eropa dikutip dari Reuters, Jumat (23/4).

Baca Juga: Prancis jadi negara pertama di Eropa yang sumbangkan vaksin Covid-19 ke negara miskin

Masalah itu dibahas pada hari Rabu dalam pertemuan dengan diplomat UE, di mana sebagian besar negara UE mendukung tindakan hukum tersebut. Namun negara seperti Jerman dan Prancis, meminta lebih banyak waktu untuk memikirkan kemungkinan langkah itu.

"Bersama dengan negara anggota, kami mencari semua opsi untuk mewujudkannya. Belum ada keputusan yang diambil sehubungan dengan tindakan hukum ini,” ujar juru bicara Komisi Eropa tersebut mengatakan pada konferensi pers.

Seorang juru bicara AstraZeneca menyatakan perusahaan tidak mengetahui adanya proses hukum dan terus mengadakan diskusi rutin tentang pasokan dengan komisi dan negara anggota.

Komisi Eropa pada bulan Maret lalu pernah mengirimkan surat resmi kepada AstraZeneca pada langkah pertama kemungkinan proses pengadilan.

Juru bicara Komisi Eropa mengatakan, masalah tersebut telah dibahas dalam pertemuan dengan AstraZeneca tetapi UE masih mencari klarifikasi lebih lanjut dari perusahaan tentang beberapa poin.

Komisi Eropa mempertanyakan bagaimana AstraZeneca menghabiskan dana lebih dari US$ 270 juta yang diberikan oleh UE pada bulan September tahun lalu untuk membeli bahan-bahan vaksin. Namunm AstraZeneca tidak memberikan dokumen yang cukup untuk mengkonfirmasi pembelian tersebut.

Di bawah kontrak, AstraZeneca juga telah berkomitmen untuk melakukan upaya terbaik untuk mengirimkan 180 juta dosis vaksin ke UE pada kuartal kedua, dengan total 300 juta dalam periode dari Desember hingga Juni. Tetapi AstraZeneca dalam sebuah pernyataan pada 12 Maret lalu menyatakan, mereka hanya akan mengirimkan sepertiga dari itu.

UE telah memutuskan tidak mengambil opsi untuk membeli 100 juta dosis ekstra AstraZeneca berdasarkan kontrak, kata seorang pejabat UE, setelah kekhawatiran keamanan tentang kasus pembekuan darah yang sangat jarang terkait dengan vaksin serta penundaan pasokan.

Selanjutnya: Menkes Budi Gunadi: Perebutan vaksin corona di global makin sengit, ini sebabnya

Editor: Khomarul Hidayat