KONTAN.CO.ID - Pemerintah terus menunjukkan komitmen kuat dalam melindungi kesehatan masyarakat Indonesia, khususnya melalui penanggulangan penyakit menular seperti tuberkulosis (TBC). Dalam upaya memperkuat fondasi sumber daya manusia yang sehat dan produktif, pemerintah mengalokasikan anggaran sebesar Rp8 triliun guna mendanai layanan deteksi dan pengobatan TBC secara gratis kepada masyarakat. Langkah ini merupakan bagian dari Program Hasil Terbaik Cepat (PHTC), sebuah inisiatif lintas sektor yang bertujuan mengatasi beban kesehatan secara sistemik. Dana tersebut digunakan untuk membiayai layanan skrining dini, pengobatan hingga tuntas, serta mendukung uji klinis vaksin TBC di empat lembaga nasional. Keseluruhan program ini menargetkan sekitar 10,9 juta orang yang akan menerima layanan tanpa dipungut biaya. Juru Bicara Kantor Komunikasi Kepresidenan Bidang Ekonomi, Fithra Faisal, menjelaskan bahwa kebijakan ini dilandasi oleh data penyakit degeneratif yang berpotensi menggerus produktivitas masyarakat. Dengan mengintervensi sejak awal, individu yang terpapar TBC diharapkan tetap dapat bekerja dan menjalani aktivitas seperti biasa tanpa kehilangan penghasilan atau kualitas hidup.
Pengobatan TBC Gratis Dapat Berdampak pada Pertumbuhan Ekonomi Nasional
KONTAN.CO.ID - Pemerintah terus menunjukkan komitmen kuat dalam melindungi kesehatan masyarakat Indonesia, khususnya melalui penanggulangan penyakit menular seperti tuberkulosis (TBC). Dalam upaya memperkuat fondasi sumber daya manusia yang sehat dan produktif, pemerintah mengalokasikan anggaran sebesar Rp8 triliun guna mendanai layanan deteksi dan pengobatan TBC secara gratis kepada masyarakat. Langkah ini merupakan bagian dari Program Hasil Terbaik Cepat (PHTC), sebuah inisiatif lintas sektor yang bertujuan mengatasi beban kesehatan secara sistemik. Dana tersebut digunakan untuk membiayai layanan skrining dini, pengobatan hingga tuntas, serta mendukung uji klinis vaksin TBC di empat lembaga nasional. Keseluruhan program ini menargetkan sekitar 10,9 juta orang yang akan menerima layanan tanpa dipungut biaya. Juru Bicara Kantor Komunikasi Kepresidenan Bidang Ekonomi, Fithra Faisal, menjelaskan bahwa kebijakan ini dilandasi oleh data penyakit degeneratif yang berpotensi menggerus produktivitas masyarakat. Dengan mengintervensi sejak awal, individu yang terpapar TBC diharapkan tetap dapat bekerja dan menjalani aktivitas seperti biasa tanpa kehilangan penghasilan atau kualitas hidup.
TAG: